Thursday, May 22, 2014

Semua Hanya Rencana Manusia

Jika diingatkan 19 tahun lalu, impian saat menjadi dewasa itu sangat lucu, kadang malah terdengar aneh. Kemudian saat ditanya kembali, kebanyakan akan berubah sesuai dengan pemikiran dan pengaruh lingkungan. Seorang yang bisa menilai akan membawa impiannya ke hal yang postitif dan berusaha melakukan sesuatu yang akan membawanya mendekat pada impian itu. Lalu, saat pola pikir sudah semakin berkembang dengan bertambahnya usia,impian akan lebih kompleks dan kompleks lagi. Saat seperti inilah kadang seseorang lelah bermimpi dan berusaha mengejar impiannya dan malah menghabiskan waktu dengan apa yang diinginkannya, bukan sesuatu yang dibutuhkannya. Padahal mengembalikan diri ke tempat yang ingin dituju itu membutuhkan keberanian dan kemauan yang sangat besar. Kadang seseorang memilih untuk berjalan kembali pada tempat yang ia tuju saat ia mengalami pengalaman buruk dan menyalahkan diri sendiri maupun orang lain karena kesalahan itu. Kemudian jika pikiran negatifnya yang menang saat 'pertarungan' di hati dan pikirannya, maka ia akan terus memikirkan keburukan yang terjadi padanya tanpa berniat untuk mengambil pelajaran dan berusaha memperbaiki diri. Dan, semua itu kadang diluar yang sudah ia rencanakan.


Lalu, saat ia memilih untuk berpikiran positif dan menerima keburukan yang terjadi padanya menjadi pengalaman dan pelajaran, maka ia sudah mengurangi pemikiran yang tidak perlu karena dia tidak akan menyalahkan siapa-siapa dan berusaha memikirkan kemungkinan-kemungkinan "seandainya". Memilih itu hak manusia, termasuk merencanakan pilihan yang akan dia jalani. Tapi, semua itu hanya rencana manusia, kadang yang sudah direncanakan memiliki jalan yang sangat terbalik dan membuat pemilik rencana bersedih. Saat memulai untuk berencana, jika memang benar takut untuk mengalami keburukan, kenapa tidak dengan memikirkan kemungkinan yang akan terjadi saat mengambil keputusan? Bukankah lebih bijak seperti itu, sehingga saat kejadian terburuk terjadi, kita akan lebih siap dan lebih bisa menerima kemungkinan itu. 

:)

No comments:

Post a Comment