Thursday, December 19, 2013

The Word is "Struggle"

Was it long time before? or was it recent? I don't remember exact time of it, but it was actually painful memory also time to recover what i own. My memory, my mind, my all. I don't exactly knew what happen but that person word really wake me up. It's just like the song lyric of one of my favorite band, wake me up when september ends. I think i know why i really attached to that song. Almost every wake up time of my mess situation happen in that time, September ends. 

I called that time is "struggle moment". No, not me that suggest that title. A person who really i admire and proud named it. I just followed after him. Why 'it' called like that? It is because every moment in that phase is wasting by hurt, cry, and realize and then stand again. Or hurt, broken, sink at sadness and die or stay alive with remaining faith and ability. Oh yeah, it's not much, but that word seem right to me. Like all people said, i don't know world, yet i being 'too much know' about it. I just said i 'feel' not i 'know'. Why judge me? i don't involve in your live, i don't want to try to involve in your life, then again, you being sarcastic and judge that i try. Just mind your business, not everyone live like you. When you don't know what happen, don't easily talk about you understand and judge that people live. Do you even know that she/he struggle too much??

Then, today..after all silent time. I would like to talk what i feel. I like it when i don't need to owe something. What i did for other is my will, when you against it..do you ever think what will people think? non sense, you say. Then, what did you do when i need a hand? avoiding? losing from my sight? that much more low than i do. Why avoiding? afraid to involve in my life? then just do so. That's why people always say 'i'm not good in making friends..i'm worst in frienship', because it is always i being left alone in the end. No, i'm not that sad. Because i know i can struggle. I can pretend 'm not there. I could only struggle.  

Saturday, November 23, 2013

Fighting Back

'I did wrong...I did wrong...Please forgive me, please forgive me'
That just a piece of dream tonight, but why it keep appear. Even i fallen asleep a while, it just that dream. Did i do something wrong again?Did i made you angry like before?
"Hello" the woman voice i heard from phone. I want to answer, really i want to answer. "Hello, if u don't want to talk, i'll hang up."then she did. I'm happy, at least i can hear her voice.

"Do you know something? it's not easy to live in the world, u choose to stay, back or move forward, all of these have its own risk. Being hurt or hurting, being lied or lying, being strong and struggle or just keep silent like a looser, it's all your choices" Is there more choices to choose, i don't like that all. I, being brought to this world is struggle, a choice. Then again, i, being raised in my child age is struggle, a choice. Then what? Every one of those is choices right?why you keep telling me to choose? "Becase you are yourself, just be yourself" Is that common answer to heard? Even they, the best friend of mine keep telling me that. Do you think all the people have same way grow up?Do you think they all raised in same way? What do you expect from differences? making it all the way you want? Even you hurt them, you have to make it common way to achieve what you want? It's dirty. Why should you told me the same when all the people around me since child is telling me like that?

She, the only voices i want to hear also did the same. She choose to live forward but leave me behind. She who brought me to this world say "love" but never show me how. "Al, it is not your mistake. It's a choices that she choose to protect you" Enough with alll the explanation and excuses. I'm tired already. Is there really a chance for me, to meet her, to talk to her?I just want to, for once, she look at me as her dear daughter. "Is it really okay grandma?i want hear her voices"Then i did. I called her, listen to her voices, and crying really hard after. The only thing i know is, I miss U, Mom.
                                           __            __               __                __
This story, a mix of emotion, contain fiction. If there any part seem real, just think as if it.


Friday, November 22, 2013

Maaf, Jika Aku Seperti Ini

'__
Sore ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan bagiku. Diseberang sana tepat dihadapanku, seorang pria melambaikan tangannya seperti berharap aku melihatnya. Mataku tertuju padanya dan tanpa aku sadari, dia semakin dekat berjalan kearahku. Tak terasa, seulas senyum muncul diwajahku melihatnya semakin mendekat. "Sendiri lagi?"ucapnya dengan nada yang memebuat nyaman telingaku. "Hmm, seperti biasa, menikmati kesendirian."jawabku cepat tanpa melihat wajahnya. Tangannya meraih buku yang aku baca dan dengan wajah serius menatapku dia berkata "Jika ada yang berbicara denganmu, bisakah kau letakkan sejenak buku-buku kesayanganmu dan mendengarkan?" Aku hanya tertawa kecil melihatnya seperti itu. "Baiklah, jadi apa yang anda inginkan dariku Tuan Besar?" tanyaku sedikit menggodanya. Wajahnya mulai tenang dan ekspresi seriusnya menghilang mendengarkan ucapanku. Tanpa ragu dia meraih ujung lengan bajuku, membuatku berdiri dari bangku panjang. "Kalau begitu, sebaiknya kita berbicara sambil berjalan menyusuri sungai ini, bagaimana?"usulnya dengan wajah kekanakannya. Aku hanya tersenyum kecil dan mulai melangkahkan kakiku mengikutinya yang telah lebih dulu berjalan dihadapanku. "Hei, aku belum berkata 'iya' dan kau langsung berjalan saja meninggalkanku."ucapku dengan sedikit menggerutu. "Ya, karena aku yakin kau akan tetap berjalan dibelakangku walaupun aku belum mendengarkan jawabanmu"jawabnya sembari tersenyum. Dan benar, aku mengikutinya dari belakang dengan sedikit ragu dan menundukkan kepalaku. "Je, lihat keatas, temanmu ada diatas sana"ucapnya mengejutkanku. aku menghentikan langkahku dan melihat kearah tangannya. Seberkas cahaya kemerahan muncul diantara awan. "Hmm..sudah lama aku tak melihatnya"

'**
Matanya hanya melihat pada seberkas cahaya kemerahan yang aku tunjukkan. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Bukan aku tak mau mendekat dan menikmati suasana sore ini bersamanya, aku hanya ingin menikmati senyum itu dari kejauhan. "Hei Dan, sudah lama sekali aku tidak melihatnya, terima kasih"ucapnya menyadarkanku dari lamunan. "Hanya sekali saja, aku ingin melihatmu tersenyum seperti itu sekali saja" ucapku lirih. "Kau mengatakan sesuatu Dan? aku tak bisa mendengarmu dengan baik"tanyanya kepadaku yang berdiri mematung memandangnya. Mata indah itu, dihadapan mata indah itu aku tak pernah bisa berbohong. Aku balikkan tubuhku dan mulai berjalan menjauh darinya. "Tidak, aku tidak berkata apa-apa. Cukup memandangi langit jinggamu, karena sekarang kau harus kembali kekamarmu."hanya itu yang bisa aku katakan untuk mengalihkan pembicaraan. Aku mendengar langkah kaki mendekat dan aroma khas dari tubuh seorang gadis yang aku kenal. Dia hanya tersenyum kecil dan mulai berjalan mendahuluiku. Aku mengikutinya dengan langkah lemas dan air mata yang mulai mengalir dari mataku. "Maaf, harusnya aku datang lebih cepat untuk menemanimu, maafkan aku." Mendengarnya dia hanya tersenyum. Tubuhnya tidak seperti dulu lagi dan aku baru menyadarinya sekarang, sahabat macam apa aku ini. Tubuhnya yang dulu berisi dan kulitnya yang kuning langsat, sekarang hanya tinggal tulang berbungkus kulit dengan warna pucat. "Tidak apa, melihatmu hari ini sudah cukup bagiku untuk melepas rindu kepadamu, sahabatku. Kalau begitu, jika kau tidak keberatan, maukah kau mengantarku kembali ke rua..ngan..ku?" Aku mempertegas langkahku dan mengejarnya cepat dari belakang. Tubuhnya ambruk, darah segar mengalir dari hidungnya. Dengan pikiran yang sudah tak karuan, aku menggendongnya menuju ruangannya. Disana sudah menunggu tim dokter yang merawatnya. Aku membaringkannya ditempat tidur diruangan itu dan mereka memintaku menunggu diluar ruangan. Hanya dari balik jendela kecil aku dapat melihatnya. Selang oksigen dipasangkan, alat pacu jantung sudah disiapkan. Keadaan sangat kacau hanya untuk menemukan bahwa jantungnya sudah tak berdetak lagi. 1x, 2x, 5x...alat pacu jantung tak membantu. Suara histeris terdengar dari dalam ruangan itu. Dia sudah pergi, dia yang senyumnya aku nantikan sudah pergi. Suara histeris seorang wanita masih terdengar dari dalam dan tim dokter dengan wajah kecewa dan sedih keluar dari ruangan itu. "Dia gadis yang kuat. Bisa bertahan sampai hari ini adalah hal yang luar biasa. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin."ucap salah seorang dokter sebelum meninggalkanku tertunduk lemas disana, didepan ruangannya. Mataku tertuju pada wajah tidur seorang sahabat yang tak bisa aku temui lagi, seorang sahabat yang sangat berarti, sahabat yang aku cintai.

to be continued....

Hanya tulisan lama yang aku temukan saat membongkar tumpukan buku dilemari. Kembali menulis tidak ada salahnya. Sedikitnya bisa mengalihkanku dari pemikiran yang mengacaukanku, dan memulai kembali hobi lama walaupun belum sepenuhnya bisa menulis seperti dulu. Welcome Home, prima. :)

Friday, November 15, 2013

Where's The Equivalent?

Just now, I do something ridiculous (that's what i think). I just feel that way because i once again let my precious friend down in the state of they couldn't get it right. And because of that, i drown again myself in book. At one hour, i already finish a bunch of book. At this rate, i'll be back to be book craze, unsocialized and unapproachable. Humm..then let's think positively, i 'eat' that much topic in one day which i really love. But now, why regret? Because its influence me in many way. The best part for it is i could forget everything and sink in every word that i read. Maybe 'they' right, i just a weird girl who don't know 'nice' world, still too naive and whatever they say. And i want to tell a story that i read a moment ago. It's about nice daughter and student who build in every emotion she have, and at the end she just crush every good thing in her life because she got to know the world. The good thing i can learn from the story is just freely express yourself, but of course with attitude. Just imagining it, i feel really pity that a good and nice girl turn wild and develop two face personalities. Even her love to her family vanish because of it. Hold in emotion is no good at all, but express it too much also will bring a great shock if you not used to be it. 

Then, the second story is taken from manga i read. The content is interesting, the story flow really good and the process is not boring. The lesson i can take from it is uncountable. What meaning of love..then how you control your feeling...also how to take care of people who we love..There's many i can learn about. But how come the series i 'eat' in the first wake time?? Is my mind going crazy by reading? Nope, i used to be like that. Even weird nickname given for me because of that. I'm okay with it. It just i don't read too many book in long period before this week. Then i remember something hurting because my old hobby. Why just me 'they' treat normal doesn't like others when many of my love-book friend always being treat like weird. But that's okay, because i already used to be called weird and so on. It's okay to express and tell them what i know from reading, but it will be bothersome if i answer all their question. Then, the reason i won't speak is because i already feel uncomfortable feeling to that. Then let say that i'm not normal at all. It's Okay with me. Then just treat me like 'you' treat other bookworm. You never know when you need friend, so why bother you so much to treat someone differently?

Wednesday, November 13, 2013

Dear My Friend..What Happen To You?


I write this because of you, because i feel anxious about your condition, because i worried that there's no news about you. 
I already ask many people about what u're doing lately, but the answer is the same " we don't know, she doesn't show up until now" Is there trouble u face??
I remember the situation u face before we part, and i feel really bad about that. and now, u doesn't have any news. Anything please, because i feel there is something wrong with your situation. Not to mention the bad one, but anything please, i'll be glad just to hear your news. If there is you can share, i'll be glad to hear. And let's try to solve it together, but please, just give me a news about you. Even we couldn't solve it all, let's try to stand together. Even u lose ur other part, let's try cover it up together. I'll be there, I'll stay as close as i can to comfort u. I'll try my best to support you. Just please, show up just once, or tell me about ur current situation. 


Maybe everyone who read it will say "No concern at all" or any comment. But, i don't care. My friend is precious for me. And i'll take every cost for friendship. Even u tell me that i am stupid or just a fool, i don't care. The one i care is my feeling for my friend. 


Saturday, November 9, 2013

Begini Ceritanya


Ini postingan lama yang belum sempet dipublikasi di blog saya tercinta. Ahahaha...pertama ketawa dulu sebelum dipublikasi. Yah, mau dianggap gila juga terserah, yang penting inilah saya. 

19 Oktober 2013

Mataku tiba2 terpaksa membuka karena ada gangguan pada aktivitas tidurku, henponkah?. Aaah, aku ketiduran lagi didepan laptop yang layarnya udah mulai redup karena settingan yang amburadul. Dengan mata masih setengah tertutup dan nyawa yang belum kembali dari jalan-jalan. Tanganku yang nakal berusaha meraih henpon yang entah jatuh kemana. Dalam keadaan masih telungkup, hanya tangan yang mau bergerak, semua area yang masih terjangkau tangan sudah diperiksa. Kanan, kiri, atas dan...oh tidak..dibawah kaki belum dilihat. Dengan pikiran yang belum bangun 100%, akhirnya sidang memutuskan kakiku yang harus bergerak mencari dibagian bawah. 'Ga ada juga, humm?' kenapa tiba2 'humm'? bukan karena henponnya ketemu atau ada tanda2 bakal ditemukan. Sepertinya ada yang bergerak2 diantara jari2 kakiku. 'Hah, cuma dollpin!' aku menenangkan diri. 'Humm??, tapi boneka kagak bergerak sendiri prima!!!!' Dengan kesadaran yang sudah kembali 50%, aku memberanikan diri untuk bangun dari posisi tengkurap. Hah!! 'Dollpin ada diatas kepalaku, jadi apaan yang bergerak2 dikakiku?tikus???atau???' Ada dua kemungkinan setelah kata atau..pertama anak kucing masuk kekamarku lagi, kedua ada yang mengeluarkan panda dari lemari. 'Hah, kagak2, panda gak bisa gerak' jadi kemungkinan terbesar hanya satu, anak kucing masuk kekamarku lagi. 'Tunggu dulu prima!!!kalo anak kucing yang masuk, harusnya dari tadi udah batuk2!!!' 

Jadi apa dong????butuh waktu lama untuk bergerak dengan keberanian 100% untuk menoleh kearah kakiku. 'Masa' ada yang aneh2 disini? Aih, jangan berpikir yang macam2! kamu sendirian dirumah prima!!' Jadi harus mikir apa dong?? Benda yang daritadi menjadi sumber pikiran masih terus bergerak2. Pikiranku tambah gak fokus. 'Apa jangan2 ular ya????kagak2, udah KO daritadi aku kalau itu ular' Jadi apa dong??

Ditengah kepanikan memikirkan apa yang mengganggu tidurku, henponku berbunyi dengan nyaringnya dari bawah tumpukan buku yang sudah gak bisa diganggu. ah..ternyata disitu, 'Iya, ada apa mak?' Dengan suara lantang, suara diseberang yang aku dengar menjawab dengan 'Banguuuun!! hamster adekmu lepas satu dikamarmu!!!cari, awas keinjek!!' Dan GUBRAAK!! astaga, ini yang tadi mengganggu tidurku, dengan leluasanya menyelinap diselimutku, dengan seenaknya bergerak membuat orang ketakutan adalah seekor hamster??? Dengan tangan yang setengah marah (tangan yang marah) aku tarik selimut sampai jatuh dilantai. Yap benar saja, ternyata seekor hamster mungil, kecil plus nyebelin berusaha mencari jalan keluar. Dengan setengah emosi karena tahu biang keladi yang mengganggu tidurku, aku tangkap dia dan mulai menggerutu (memarahi tepatnya) tepat di wajah mungilnya dan 'ckit' dengan sukses dia menggigit jari telunjukku yang menggenggamnya. 'Ho'oh, lari aja kemana kau bisa, paling juga balik lagi keatas kasur' Tunggu dulu, darimana dia naik kekasurku nan nyaman? Aku menoleh ketumpukan buku ku tersayang, 'humm, masuk akal, tingginya udah nyamain kasurku' dan aku kembali tidur dengan membiarkan tersangka yang mengganggu tidurku plus menggigit jari telunjukku. 'Jangan macem2 yoh, ntar keinjek jadi almarhum kamu!' pesanku sebelum tidur.

Bodohnya aku jika seperti itu

'Jalan terakhir adalah membiarkanmu menangis sebanyak yang kau bisa'
Kalimat petikan dari serial drama terakhir yang aku tonton. Jika ada wanita sekuat itu, bahkan saat2 yang harusnya membuatmu meneteskan air mata dia hanya membuat ekspresi dingin. Melihatnya ada dua kemungkinan yang aku rasakan, pertama, aku kagum dengan kekerasan hatinya dan kedua, aku kasihan melihatnya. Yah, tapi itu hanya sebuah cerita drama. Lalu, sudah berapa banyak yang aku masukkan kekepalaku untuk menjejali sesak pikiran? Dalam satu minggu ini mungkin aku sudah 'melahap' 15 film dan 10 serial drama. Hha..tanpa disadari, sudah sebanyak itu coretan list tontonanku. Tapi, bodohnya adalah aku sadar aku penonton seperti apa. Aku tak mau melewati proses dan menuju langsung ke akhir cerita. Yup, Just being selfish, but following the process just make it hard to end the story, because it's always like happy or sad ending. So, regarding of it end, i rarely watch the process passionately.

Yup, cerita yang paling berkesan selama 'melahap' sebanyak itu adalah, rata2 ceritanya hanya memperlihatkan kekuatan seorang wanita dalam menghadapi kehidupannya, cintanya. Hha, tapi benar2 deh, mudah sekali mengikuti ceritanya dari awal sampai akhir tanpa harus berspekulasi atau merasa ngeri saat menontonnya. Bukannya berganti genre favorit, hanya, sedikit 'tercemar' rasa takut gara2 nonton film yang isinya potong memotong. Beda kan genrenya? hah...such great story to scare me is when the scene show how blood is flow from the cutting flesh. But actually, it just started recently, because in the beginning, i used to watch that genre. When exactly it started? I don't know.

Jadi, apakah bisa sampai level 25 film minggu ini? No! walaupun ada banyak stock film dan drama yang ceritanya asyik, but i slowly getting used to the story. Girl meet boy, falling in love..face great obstacle, some nearly break up but in the end they made it together. Humm..what about changing the genre? okay, i'll think about it for next week. Wait, why next week again? because it made me stay awake..just don't become crazy or weirdo since it will made lack of sleep. Yah...many thing have to be done soon, but it's okay to use this method to 'scare' my peace mind...then, just say...Ganbatte!!!

Saturday, October 12, 2013

Dia..Aku Percaya

Bisa dibilang keajaiban atau sebuah awal baru untukku. Hanya aku tak bisa berpikir secara rasional dan merasakan secara tulus setelah terlalu banyak hal menyakitkan yang aku terima beberapa waktu ini. Tapi benar saja, aku hanya bisa tersenyum bodoh saat aku merasakan apa yang diberikan padaku. Hanya rasa takjub dan terima kasih yang tidak bisa lagi aku hitung sudah berapa banyak aku ucapkan. Sepertinya hanya diam, berusaha dan berdoa yang aku bisa lakukan sekarang. 

Hey, jangan berpikir macam2 terlebih dahulu. Aku belum begitu sadar dan tahu akan jalan ini. Aku hanya akan terus berjalan tanpa terlalu sering menoleh kebelakang yang malah akan menghambatku. Menoleh kebelakang itu perlu, tapi sesekali saja, hanya untuk mengingatkan apa yang sudah dialami baik kesedihan, kebahagiaan ataupun hal yang menyakitkan. Aku akan terus berjalan tanpa berharap apa2. Sekarang yang ada dipikiran dan hatiku hanya satu, "Lets Go" Bukan satu frasa yang mudah, tapi aku pasti bisa kalo aku sudah berniat bukan? Yang perlu dilakukan sekarang hanya percaya, dan aku akan melakukannya.

Aku tak mau kehilangan waktuku lagi hanya untuk orang yang tidak bisa menghargaiku. Aku kehilangan banyak teman saat aku fokus pada orang yang bahkan tidak bisa menjagaku. Dan aku minta maaf kepada semua teman-temanku untuk itu, aku sudah siap berkata "Aku kembali" dan terima kasih kalian masih mau menerimaku dan mendengarkanku. Aku mungkin tak akan seceria dulu lagi dan menjadi seorang yang menyebalkan yang akan sering mengabaikan kalian. "Hey prim, gak usah ditunjukkan juga kami tahu kalau kamu perhatian dan sayang kok sama kami. jadi senyamannya kamu ajalah" Kalimat itu benar2 melegakanku. Dan bolehkah aku menjawab kalimat itu? Tapi tidak, kalian sudah tahu jawabannya. Ya, aku sudah sembuh, tapi lukanya masih meninggalkan bekas yang menyakitkan sampai merasakannya aku tidak mau lagi. Jadi, terima kasih kalian mau mengerti. "Gak perlu dibicarakan dengan kami, kamu sudah tahu kemana kamu harus bicara" Ya, benar. Aku sudah tahu bagaimana dan kepada siapa aku harus bercerita. Aku percaya, aku berbicara, aku bercerita. Dan sampai hari ini, aku hanya bisa berkata "Terima kasih" untuk semuanya. Ya, aku percaya...aku percaya kepadaNya...

Friday, September 27, 2013

Hampir Satu Dekade

Malam ini, entah ada angin apa...pukul 18.45 hanya berpikir kosong tanpa sengaja. Hanya setelah sadar dan kembali fokus, sudah satu liter air mata menetes (hiperbola). Tiba-tiba teringat kepada dia, teman masa kecil yang selalu menemani dan menjagaku. Ya, sekarang ia hanya hidup dalam kenanganku saja. Hanya nama dan wajah masa kecilnya yang bisa aku ingat dan aku bayangkan. Ya, teman masa kecil yang sekarang sudah tinggal di sisiNya dengan damai.

Hampir satu dekade. Ya, benar..hari ini pada tanggal yang sama 10 tahun lalu aku tak pernah berpikir aku mendapatkan kado ulang tahun terburuk dan paling menyedihkan. Kehilangan seorang sahabat yang sangat aku sayangi dan aku jaga. Kehilangan seorang sahabat yang mengenalku dengan baik. Kalau aku tahu akan kehilanganmu hari itu, aku tak akan pernah mengatakan hal itu kepadamu, hal yang menyinggungmu dan membuatmu menangis. "Bukankah kau yang paling mengenalku, bukankah kau yang paling tahu aku, tapi kenapa juga kau menjadi orang yang berpotensi terbesar untuk menghancurkanku? terima kasih!" dan jawabmu hanya sebuah kalimat yang sampai sekarang aku tak paham maksudnya. Apakah aku masih terlalu kanak-kanak untuk mengerti? "Maafkan aku!" hanya sepatah kalimat yang kau ucapkan sebelum kau benar2 pergi selamanya dengan senyuman. Dan surat terakhirmu, sampai sekarang aku masih menyimpannya. Kenangan terakhir yang bisa aku ingat dan aku yakini bahwa aku harus terus hidup untuk mimpi dan harapan kita. 

"Walaupun hidup kita tak bisa diperkirakan, kita harus tetap maju!" aku ingat kalimatmu saat pertama kali kau tahu kekuranganku . Terima kasih kau menerimaku tanpa mengeluh aku merepotkan. Terima kasih telah menjadi teman pertama yang tidak membuat aku bersedih karena aku dijadikan teman bukan hanya karena aku memiliki sesuatu yang istimewa. Terima kasih. Dan mungkin, setelah 10 tahun ataupun lebih, aku akan terus maju untuk cita2, mimpi dan harapanku...yang juga milikmu. Hanya doa yang sampai sekarang bisa aku berikan untuk menemanimu. Semoga apa yang kau sampaikan padaku, akan terus menjadi kebaikan. :) 

Saturday, September 14, 2013

Bintang itu...

Sebenarnya ingin menulis sesuatu yang gembira, tetapi selalu saja berakhir aku tidak bisa mengungkapkannya dengan baik dan malah terlihat sedikit berlebihan. Jadi lebih baik menulis apa adanya dan merasakan kelegaan setelah menulisnya, dibanding menulis dengan bahasa yang rumit dan berpura-pura gembira. Hanya, ketika sesuatu terjadi, sesuatu yang menyedihkan terjadi, sesuatu yang menyenangkan terjadi, ketika tidak ada tempat berbagi hanya kepadanya aku bisa bercerita selain Dia. Kepada mereka lah aku bercerita dengan leluasa tanpa takut dihina, diejek, ditertawakan atau malah dibenci dan dijauhi. Kepada mereka juga aku membagi sebagian besar kebahagiaan yang aku rasakan. Terkadang saat aku sangat bahagia, aku bisa melupakan mereka sejenak, tapi mereka tetap ada disana menunggu aku menceritakan apa yang terjadi. Kedengarannya sedikit kekanak-kanakan dan gila atau mengada-ada, tapi benar, kebiasaan masa kecil terbawa sampai sekarang. Aku selalu menganggap mereka temanku walau mereka tidak bisa memberi saran atau menanggapi yang aku katakan, tapi, merasa didengarkan saja sudah membuat kelegaan dan memperingan beban yang sedang dirasakan. Saat aku merasa ada teman yang lebih baik dari mereka, dan mencoba membuka diri kepada teman-teman, aku menyadari aku bukan hanya perlu didengarkan, tapi juga mendengarkan dan memperhatikan. Kadang kedua hal ini mengalihkan perhatianku dari apa yang ingin aku lakukan untuk diriku, tapi aku senang melakukannya. Dan walau aku tertawa dengan temanku, mereka tetap ada disana. Dan saat aku bercerita kesedihanku kepada temanku, mereka juga ada disana, tetap disana. 

Dan sekarang, saat semuanya terasa begitu asing untukku, saat aku benar-benar membutuhkan tempat untuk memejamkan mataku sejenak, aku tak mampu meminta pada temanku. Dan aku hanya bisa kembali pada mereka, mereka yang tetap ada disana. Walaupun aku melupakannya, meninggalkannya, dan tak menceritakan apa yang sudah aku alami, mereka tetap ada disana. Walaupun hanya pada kegelapan aku bisa menemui mereka, walau hanya saat kelam aku dapat melihat mereka, mereka tetap ada disana. Aku ingin menjadi seperti mereka, kadang dilupakan, kadang tidak dipedulikan, kadang ditinggalkan..tapi tetap saja akhirnya aku akan kembali pada mereka. Seperti yang sering paman dan bibiku katakan "Bicaralah pada bintang" aku akan terus berbicara kepada mereka. :)

Sunday, September 8, 2013

Biarkan sakit hanya menjadi kenangan


Aku ingin berbagi cerita hari ini. Cerita tentang sebuah kasih sayang seorang wanita yang tak bisa dibandingkan dengan apapun. Kabar duka baru saja aku terima dari kerabatku yang ada diseberang pulau ini. "Masih ingat dengan mbah ri? Beliau meninggal tadi pagi nak" Nama yang disebut tidak asing bagiku, tapi aku tidak begitu ingat siapa dan apa hubungannya denganku. " Itu lho nak, yang sering ngejagain kamu waktu masih kecil yang rumahnya didekat masjid tempat kamu ngaji" Aku ingat sekarang, seorang nenek yang selalu tersenyum kepada semua orang dan mengajarkan kami tata krama, nenek baik hati yang selalu mengatakan "berterima kasihlah pada Allah, jangan padaku" setiap kali orang lain yang ditolongnya hendak berterima kasih. " Beliau meninggal nak, beliau meninggal tanpa kehadiran suaminya" Ya, berita ini benar-benar membuat yang mendengar sedih, tapi juga marah. 

Aku akan sedikit bercerita tentang beliau. Beliau memiliki seorang suami yang kalau anak jaman sekarang bilang playboy. Selama masih kuat bekerja dulu, beliau mengumpulkan uang, menabung untuk membangun rumah dan banyak lagi yang lainnya. Dia tidak bergantung kepada orang tua semasa masih muda dan hidup mandiri, aku mendengarnya dari tetangga yang mengenalnya sejak masih muda. Dia menikah dengan seorang pria yang (masih cerita dari tetangga) merupakan cinta pertamanya. Lamaran sang pria diterima dan mereka hidup dirumah yang mbah ri bangun dengan kerja kerasnya. Beberapa tahun awal kehidupan mereka masih baik-baik saja, sampai sang suami menunjukkan kebiasaan buruknya. (Masih cerita dari tetangga) Sang suami kepergok beberapa kali bertemu dengan seorang wanita yang ternyata adalah mantan istrinya. Dengan wanita itu sang suami tidak memiliki anak. Mereka bercerai karena wanita yang dinikahinya itu ternyata sudah memiliki pasangan, yang artinya suami mbah ri adalah selingkuhannya. Mbah ri yang sudah mengetahui apa yang terjadi tetap diam dan tersenyum, setiap kali tetangganya berbicara beliau hanya menjawab " Aku ikhlas mbok, kalo dia memang bahagia dengan mbak as**, aku ikhlas diduakan" Jawaban itulah yang membuat tetangga hanya diam melihat tingkah laku suaminya. Sampai akhirnya, terdengar kabar pernikahan sang suami dengan wanita yang dipanggil mbak as** oleh mbah ri. "Cerai saja lah, masih banyak lelaki lain yang lebih baik!" nasehat terakhir dari orag tua mbah ri. Tapi sampai saat beliau menghembuskan nafas terakhir, beliau masih setia kepada suami yang telah menduakannya.


"Nak, jangan sedih ya, masih ingat kan yang diajarkan mbah ri waktu kamu kecil? jangan penah takut untuk melakukan apa yang kamu sukai, termasuk yang dilakukan mbah ri, beliau tetap setia walau suaminya tidak bisa menjaga kepercayaannya." Aku bingung mau menanggapi apa, karena yang kuingat dari mbah ri adalah beliau selalu menangis dalam sujudnya dan menyebut nama suami yang dikasihinya, dan itulah yang aku lakukan sampai sekarang, dalam sujudku aku tak pernah lupa mendoakannya. "Budhe, mbah ri bukan orag kuat budhe, beliau bisa nangis kok, aku sering liat beliau nangis abis sholat, beliau juga nangis sambil ngaji, makanya Al Qur'an simbah rusak terus" 

Yah, sekali lagi aku kehilangan orang yang mengajariku tentang berartinya kasih sayang. Bagaimana bisa beliau bertahan selama itu dalam kebohongan suaminya?bagaimana bisa beliau memaafkan wanita yang bersama suaminya?bagaimana bisa beliau menerima apa yang terjadi padanya? Sekarang aku tahu jawabannya, seperti kata temanku, ikhlas dan sabar. Aku takkan munafik mengatakan aku orang yang ikhlas dan sabar, aku belum berada pada tahap itu seratus persen, tapi aku belajar, untuk menghargai apa yang orang lakukan padaku. Mungkin itu pelajaran bagiku, mungkin itu pengalaman bagiku. Sesakit apapun yang aku rasakan, aku akan belajar ikhlas. Seperti kata temanku, ikhlas itu enak, plong rasanya. Dan aku sedang belajar ikhlas dan sabar sekarang. Kepadamu, aku mohon mengerti apa yang sedang aku lakukan, aku masih belajar ikhlas, jangan hancurkan apa yang sedang aku coba. Aku tidak akan menghindar, tapi untuk sekarang, aku mohon mengerti apa yang aku lakukan. Aku tidak seberani tentara yang rela mati untuk negaranya, aku hanya seorang yang lemah yang bisanya hanya menangis jika sudah tak bisa bertahan.


Terima kasih Nek..semoga tempatmu yang terbaik disana.. :)  

Sunday, September 1, 2013

Look at The Sunset

Seberapa seringpun seorang anak menangis, sepertinya tidak sebanding dengan perjuangan Ibu untuk membuatnya dapat menangis. "Pernah bertanya pada ibumu sakitnya membuatmu menangis didunia ini?" Pertanyaan seorang nenek yang kini telah meninggal yang baru hari ini aku pahami. Maaf nek, baru hari ini aku mengerti maksud pertanyaanmu. Pikiranku yang selalu kekanak-kanakan menutup menerima maksud pertanyaanmu. Aku mengerti apa yang kau maksud "menangis". 

Ketika pertama kali keluar didunia ini, sebelum bisa melakukan semua sesuatu sendiri, sebelum bisa melihat dunia ini dengan baik, sebelum bisa berbicara seperti sekarang, aku harus menagis terlebih dahulu. Iya, aku mengerti maksudmu nek, aku harus menangis untuk memperlihatkan aku hidup. Aku harus menangis untuk bertemu dengan dunia yang dingin ini. Kehangatan didalam kandungan ibuku, tempat aku tumbuh harus berganti dengan dunia yang dingin yang menyapa saat pertama kali aku dilahirkan. Dan satu hal yang bisa aku lakukan hanya menangis, tangisan yang membuat kelegaan untuk semua orang karena itu menandakan bahwa aku hidup. Nenek benar, aku tidak pernah berani menanyakan padanya bagaimana perjuangannya mengantarkanku ke dunia ini.

"Tahukah kesedihan ibumu saat dokter mengatakan kau tidak sempurna?" pertanyaanmu yang kedua kan nek? Aku juga tidak pernah tahu maksudnya. Aku merasa sempurna. Aku memiliki fisik yang sempurna, sampai saat tiba-tiba aku selalu pingsan saat beraktivitas berat. Ya, aku tidak sempurna nek. Maaf aku juga baru mengetahui hal itu. Ibu terlalu pandai menyembunyikan kebenaran. Maaf nek, aku tidak bisa menjaga diriku lebih baik untuk kesehatanku. Aku tahu itu sekarang.

"Walau apapun yang terjadi, walau dunia menjauh darimu, ingatlah ibumu akan tetap menerimamu, karena ia adalah malaikat tanpa sayap yang akan menjagamu. Ingatlah, sesakit apapun dirimu terjatuh, bangunlah karena ia menunggumu dengan senyuman. Sebanyak apapun luka yang kau miliki, ia akan dengan sabar mengobatinya satu per satu. Jangan pernah mengatakan benci, karena itu akan menjadi beban dihidupmu. Biarkanlah apapun yang terjadi, itu pelajaran bagi hidupmu. Ketika kau menghindari masalah, masalah itu akan datang dua kali lipat untukmu" Catatan yang cukup panjang. Tapi pesan terakhir kakek dan nenek sebelum mereka meninggal akan selalu aku ingat. Dan hanya matahari terbenam yang akan selalu mengingatkanku kepada mereka, tentang semua kebijaksanaan yang mereka ajarkan, tapi ta pernah aku pahami. Hanya satu bab dari sekian banyak bab catatan yang bisa aku artikan. Mungkin aku harus hidup lebih lama untuk mengetahuinya satu per satu. 

Matahari yang terbenam bersamamu akan selalu aku ingat. Senyummu saat memberikan semua nasehat kepadaku yang belum mengerti apa-apa, aku merasa sangat tidak berguna saat ini, tapi aku telah berjanji, seburuk apapun keadaan yang aku hadapi, takkan ada seorangpun yang akan tahu, hanya kepadaNya aku akan bercerita, seperti pesanmu, Ibu...

Thursday, August 8, 2013

Saudariku, Aku Lebih Baik Mati daripada Memaafkanmu

Aku ingin berbagi sedikit cerita dari seorang tetangga yang pulang dari tempat rantau untuk bertemu dengan keluarganya di Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Setelah bertahun-tahun tidak bertemu dengan ibunya (karena ayahnya sudah meninggal) dia pulang dalam keadaan yang baik. Dirinya baik, senyumnya masih sama dan dia masih bisa tertawa untuk candaan garing yang dilemparkan oleh saudara-saudarinya. Tapi, sedikit waktu saat keluarganya tertawa, matanya terlihat kosong, menerawang entah kemana. Ibunya yang menyadari keanehan putrinya kemudian mengajaknya ke dapur untuk sedikit berbincang-bincang. Ibunya mengajaknya berbicara ringan sampai akhirnya beliau bertanya "ada yang terjadi di sana?ada yang terjadi di ***am (tempatnya bekerja) yang tidak kau ceritakan pada ibu?" Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa. Tapi Ibunya merasa ada yang berubah dari anaknya. Hari itu juga, Beliau menghubungiku untuk datang bersilaturahmi kerumahnya karena beliau berpikir aku dekat denganny dan menceritakan keadaannya, tapi apa daya keadaanku sekarang aku tak bisa mengunjunginya. "Kalau prima telpon saja bagaimana bu?" Beliau terdiam beberapa saat dan mengatakan 'iya'.

Sejujurnya aku sedikit merasa terbebani untuk menghubunginya, karena aku mempunyai pengalaman buruk dengan gadis itu. Aku merasakan sakitnya dimanfaatkan dan dikhianati seorang teman untuk kedua kali darinya, tapi itu sudah cukup untuk membuka luka lama dihancurkan oleh sahabat sendiri. Aku belum bisa melupakan yang ia lakukan padaku sampai hari ini dan tiba-tiba ibunya memintaku untuk berbicara dengannya. Dengan sedikit paksaan, aku menganggap ini "amanah" untuk sedikit melegakan pikiran dan hatiku yang masih tidak terima atas apa yang hendak aku lakukan. 1 syawal 1434 H, anggap saja telpon ini terakhir kali aku menghubunginya dengan perasaan sakit, semoga besok dan seterusnya aku bisa bersikap biasa dan belajar memaafkannya setelah 5 tahun kejadian itu berlalu.

Dengan sedikit keraguan, aku tekan tombol nomor yang dikirimkan ibunya. Satu, dua..bunyi nada sambung yang tidak dijawab. Aku masih menunggu. "Assalamu'alaykum, maaf ini siapa?" tanyanya kepadaku. "Ini aku" jawabku. Tangisnya pecah saat mendengar suaraku dan selama 3 menit aku hanya mendengarnya menangis. "Kalo mau nangis, aku tutup dulu telponnya!" ucapku kepadanya dan aku tutup telpon yang menghubungkan kami. Tepat 10 menit kemudian, ponselku berbunyi dan nomornya terlihat dilayar. "Assalamu'alaykum" ucapku. Setelah menjawab salamku, dia meminta maaf, dan hanya maaf yang aku dengar selama beberapa detik kami berbicara. Hanya maaf dan maaf yang ia ucapkan. "Maaf, aku tahu sekarang apa yang kamu rasakan prim, aku tahu sakitnya kepercayaanmu dirusak" ucapnya. Aku hanya mendengarkan ia bercerita.

Ia bersahabat dengan seorang gadis lain ditempat kerjanya. Apapun yang temannya alami, ia selalu ada untuk temannya (sedikit berlebihan). Ia mendukung apapun yang temannya lakukan karena ia sangat mempercayai temannya itu. Sampai diawal tahun ini, temannya tiba-tiba sedikit demi sedikit menjauh darinya, membuang kepercayaan yang ia berikan pada temannya. Tanpa sadar, gosip-gosip yang tidak mengenakkan tentang "mantan" temanku tersebar ditempat kerjanya. Semuanya meninggalkannya satu per satu sampai kekasihnya juga menjauh dan memilih berpisah darinya. Akhirnya dia memutuskan mundur dan pulang sebentar kerumah, tapi alangkah terkejutnya ia mendengar bahwa kekasihnya akan segera melamar sahabatnya. "Aku gak tahu prim, kenapa untuk seorang pria saja, ia menghancurkan hubungan persahabatan kami. Kenapa tidak bilang saja kalau dia menyukai pria itu, aku lebih senang dibanding dia menusukku dari belakang seperti ini" ucapnya. "Aku benar-benar lebih menyayangi sahabatku dibandingkan pria itu, aku tak pernah berpikir dia seperti itu prim, dia yang kelihatan suci, tulus dan berpendidikan, ternyata seperti itu" Aku hanya bisa diam mendengarkan. "Aku lebih baik mati daripada memaafkan mereka prim" Kalimat terakhirnya benar-benar membuatku tak percaya apa yang aku dengar. "Sejauh itukah? Maksudku sampai sejauh itu sakit hatimu?kenapa?apa karena kau kehilangan kekasih atau apa?tanyaku. "Aku lebih baik kehilangan cinta seorang pria daripada kehilangan seorang sahabat prim, biarlah aku terima jika ini karmaku"

Aku hanya terdiam mendengar ceritanya, aku tak bisa memberikan saran apa-apa karena aku juga belum mengerti bagaimana meredakan perasaan kecewa, marah, sedih dan sakit hati. "Hei, aku belum bisa memaafkanmu juga, tapi aku gak akan memilih mati, biarlah sakit hati dikhianati ini aku rasakan saja" Itu kalimat terakhir sebelum aku menutup pembicaraan kami. Bagaimanapun juga, aku kurang berpengalaman untuk hal memaafkan, aku juga bukan orang yang mudah memberi maaf. Aku tak bisa memberi saran terbaik untukmu, jadi aku juga seharusnya minta maaf jika aku tak bisa memaafkanmu sampai saat hatiku sudah tak merasakan sakitnya dikhianati. __Backstabber_Betrayal__Never Hurt People If U Don't Know How Its Feel....
_This story just bring back too much bad memories_Once again afraid of friendship_

Friday, June 7, 2013

Renungan Untukku Sendiri


Tolong beritahu aku, adakah jalan yang dipilih seorang manusia tanpa memikirkan resiko yang akan dia hadapi?
Atau..


Tolong beritahu aku, jika ada jalan yang bisa ditinggalkan demi menghindari bencana besar yang akan menghancurkan diri sendiri dan orang terdekat?


Yah, selalu itu yang jadi pertanyaan. Mengambil resiko atau berlari dari kenyataan dan terus hidup dalam mimpi. Aku takkan berkata aku tak pernah bermimpi, aku seorang pemimpi yang ulung malah. Imajinasi dan mimpiku yang menjadi penghibur dalam hidupku. Ketika sesuatu yang tidak nyaman terjadi, aku akan membiarkan imajinasi dan mimpiku membawaku beristirahat sejenak ketempat yang aku bahkan tak tahu itu dimana. Dan, hanya waktu yang tahu kapan aku bisa menghilangkan ketidaknyamanan itu.

Aku pernah mencoba lari dari masalah, tapi kakekku dengan bijak berkata "jika kau menghindari masalah, masalah yang lebih besar akan mendatangimu. Masalah itu untuk membuatmu menjadi lebih dewasa jika kau berpikir positif padanya, tapi akan menjadi racun jika kau hanya meratapinya" Sedikit berlebihan, tapi benar nasehat beliau. Lari dari masalah sama saja memancing racun untuk datang kepadamu. Ketika kau tak sanggup menghadapinya, kau masih punya orang2 dekat yang bisa membantumu. Memang tidak semua orang yang bisa membantu menyelesaikan masalah, tapi ingatlah, Tuhanmu takkan memberi cobaan diluar kemampuan hambaNya. PertolonganNya akan datang darimana saja.

Menghadapi masa seperti ini memang membutuhkan ekstra tenaga dan ekstra pikiran untuk tetap fokus. Tapi, fokusku telah dihancurkn terlebih dahulu. Aku mengalami yang namanya meratapi kesedihan dan kehilangan semangat hidup. Hanya terus melangkah yang aku tahu. Entah jalan yang benar atau salah aku tak mengerti, tapi sepertinya uluran tangan "orang" sepertimu hanya membuatku semakin tertekan. Dulu aku bingung kenapa aku bisa meminjamkan kakiku sebagai "tongkat" kepada orang lain. Meminjamkan tanganku untuk "menggantikan" tangannya yang tak bisa apa2, dan meminjamkan pikiranku untuk menenangkannya. Aku tak tahu bagaimana aku melakukannya pada orang lain, tapi aku tak bisa melakukannya pada diriku. Yang berharga bagiku, yang tak ternilai harganya pun "dipecahkan" tanpa belas kasih sehingga aku tak tahu bagaimana bangkit. Masa seperti ini hanya ingin berhibernasi dengan tenang, tapi hanya untuk memejamkan mata saja aku tak bisa.

4 Blade for bleed a heart

Judulnya tragis bener? yah, tapi begitulah adanya. Dalam waktu yang berdekatan serasa ditusuk empat "pisau" dari empat orang yang aku sayang.
Siapa saja?
enaknya nulis dibu diary aja, disini terlalu berbahaya. Cukup Tuhan dan aku yang tahu. Bagaimana rasanya?menyakitkan!
Bagaimana menutup bekas lukanya?aku tak tahu,
Bagaimana menyembuhkannya?Itu juga aku tak mengerti.
Yah, 3 pisau pertama dari orang2 yang aku sayang yang dengan senang hati melukaiku, sedangkan pisau terakhir dari orang yang berarti dalam hidupku. Woooowwww

Monday, June 3, 2013

What so different?

Yah, ini sekedar pendapatku saja. Kalau nantinya tidak seperti yang kalian punya itu hak kalian.

Jadi seperti ini, aku menemui orang2 yang unik dalam beberapa tahun ini. Mereka orang2 yang memendam perasaan mereka dan kemudian mengeluarkannya seperti muntahan. Sedikit dramatis mungkin bila dibilang seperti muntah, tapi apa namanya ketika seseorang mengambil keputusan dan meninggalkan satuny dan bertahan sekian lama dengan keputusannya. Yah, aku tidak menghakimi, seperti itu mungkin pilihanmu. Tapi yang jadi pertanyaanku adalah...kalian itu sama2 "penyelingkuh" yang hebat. Kenapa aku bisa bilang begitu? Yah, hanya pandangan orang awam yang tidak tahu apa2 tentang sekitarnya. Hanya melihat dua orang yang sedang berperan memainkan peran mereka dengan baik, kemudian tanpa mereka sadari mereka terjebak dalam permainannya sendiri.

Kalian membohongi perasaan masing2 dan memilih jalan yang berbeda hanya untuk kembali untuk yang kalian buang. Seperti memakan muntahan sendiri sih kalo menurutku. Tapi memang ada ya jenis manusia yang seperti itu. Kalian itu sama saja, kalian itu tak bisa menghargai yang kalian miliki dan terus mengejar apa yang didepan kalian. Kalian menggunakan apa saja sebagai pijakan untuk mencapai yang kalian mau, dalam hal ini adalah kalian mengejar muntah yang telah kalian buang dengan menginjak bunga dan rumput yang bersih dan indah. Kalian ahli sekali berbohong.

Yah, aku hanya menjadi penonton setia yang akan menikmati tontonan yang kalian buat. Aku tahu apapun itu yang kalian lakukan untuk membuat penonton merasa tak tahu apa2. Tapi yang aku tahu, Tuhan itu tidak tidur, Dia akan menunjukkan kebohongan dan drama yang kalian mainkan. Yah, kalian berdua sama saja. Pembohong yang ulung, Pemain drama yang handal, dan terutama untukmu adalah, tanpa sadar kau akan melepaskan satu persatu harapan yang ada padamu. Ada bekas yang tertinggal di pijakan yang kalian gunakan, bekas kaki yang takkan pernah hilang. Saat doa yang tersisa, saat air mata hanya yang dipunya, semuanya akan terasa baik apabila langit itu masih biru. Karena diatas sana, Dia Yang Maha Tahu. Langitku masih biru, walaupun mendung, hujan dan petir sesekali datang, dia akan tetap biru diatas sana. I LOVE SKY.

Thursday, May 30, 2013

Gelap Itu.....

Kenapa aku suka kelam?
Aku juga tak tahu..hitam dan kelam itu membuatku nyaman. Saat aku sedang gembira, hitam tak membuatku terlihat berlebihan dan memperlihatkan kebahagiaan yang mungkin akan membuat orang tak nyaman. Lalu, saat aku sedihpun hitam bisa menyembunyikan kesedihanku. Hitam itu menyenangkan. Kelam itu indah. Aku menyukai kegelapan, aku juga nyaman berada dikegelapan. Kegelapan itu benar2 indah.

Hampir semua orang yang mengenalku untuk pertama kalinya selalu menanyakan keanehanku yang satu ini. Aku suka hitam..aku suka gelap..aku suka kelam..aku menyukai malam yang gelap. Gelap itu membuatku nyaman..membuatku merasa tenang...membuatku merasa sendiri dengan bahagia.

Yah, aku memang menyukai kegelapan. Mataku juga terbiasa dengan gelap. Terang malah membuatnya sakit. Aku tak terlalu suka berada di luar rumah tanpa pelindung dalam terangnya matahari karena itu akan menyakiti mataku. Ketika sesorang memilih membaca dikegelapan, aku lebih suka membaca diredupnya cahaya lampu ataupun kegelapan yang hanya diterangi lilin. Aku terbiasa dengan kegelapan karena itu membuatku berada di duniaku sendiri. Aku tak perlu memperlihatkan kebohongan dan kepura2an selama aku berada dikegelapan. Aku tak perlu menyembunyikan aku terluka ataupun menangis dalam kegelapan. Aku suka kegelapan. Aku selalu takut memperlihatkan dalam terang. Bagaimana ketika dalam terang aku malah membohongi mereka?aku menjadi orang yang menyakiti mereka?atau aku mengkhianati mereka?Aku takut melihat temanku terluka karenaku. Karena itu biarkan aku berada dalam gelap yang menenangkanku. Aku takut menjadi seseorang yang menghancurkan persahabatan ataupun seseorang yang menyakiti perasaan temannya. Yah, hanya dalam gelap aku dapat berpikir dengan baik, karena aku tak perlu mengkhawatirkan pandangan orang lain yang melihatku. Hanya aku..dan aku yang akan terus mencoba memperbaiki diri. Aku tak akan tertular gelapnya hitam yang akan membuat kesedihan. Aku menyukai kegelapan yang kelam. 

Wednesday, May 29, 2013

Hei Dad...

Dad, for the first time today i'm crying because i can't understand the love that you give to me. I'm sorry for making you worried all this time. I don't know how to express my feeling and also i don't understand the thing you've done to me. I always feel depressed and under pressure everytime we talk. I never consider your feeling because i always look how strong you are. I'm sorry Dad, but today i feel hurt because my clueless toward you. I can't think straight anymore everytime we argue something. The same note you do to pressure me the same voice i have to fought back. But today, i see how weak you are. How you talking with tears in your heart hoping me understand. I'm sorry Dad. But this time please, believe me. I'm still your little girl, but i'm not that innocent to fall in the same place twice. I know that you try to protect me, but please, i want to stand up alone. I want stand up with my own feet and run to reach my dream. I know you will always behind me to cover when i fall, but please, this time i want try it out myself. I want learn from the world Dad. I believe somewhere out there, something great wait me, something that has meaning for my life waiting for me. Please Dad, believe me this time please. I want to show you that i have your ability because i'm your daughter.

Dad, i don't want to argue with you over the same thing that doesn't even matter. I know that you test me to argue for my choice, but i can't stand hear your anger and your note. Its really hurting me until now. I can't stand it Dad. I just want to say i love u, i love mom too. I never think to dissapoint you, i never think to make you sad. I'm sorry...

Saturday, May 4, 2013

Seperti Ini Rasanya Part 1

Aku pernah mendengar lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, tapi ada juga yang bilang lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. Yah, aku tak tahu mana yang benar untuk waktu itu. Tapi sekarang rasanya berbeda. Aku pernah mengalami sakit gigi dan rasanya sakit. Kemudian sakit hati? humm...seperti apa? Aku tak begitu pasti tahu apa itu, tapi kalo sakit hati yang dimaksud penyakit fisik, aku tak pernah mengalaminya(Alhamdulillah),trus kalo penyakit qolbu, in shaa Allah aku diajarkan untuk menjauhi hal2 yang dapat membuat penyakit qolbu. Lalu, sakit hati apa yang dimaksud orang2? Mungkin aku masih terlalu polos dulu ketika pertanyaan seperti itu diutarakan.

Tapi sekarang, aku tahu rasanya. Pantas saja sampai ada orang yang mengutuk dan sangat membenci orang lain saat hatinya disakiti. Yah, mungkin terlalu mendramatisir, tapi lumayan kerasa saat hatimu (bukan fisik) ditusuk dua kali pada saat yang bersamaan oleh orang yang kau percayai. Mungkin pengaruh cerpen jadi agak sentimentil seperti ini, tapi aku jadi kasihan saat membaca cerita itu. Na'as, tragis, apapun itu sangat menyedihkan dan sukses membuat mewek. Seperti berkaca dengan diri sendiri, yah..itu yang aku rasakan. Apa hanya aku yang terlalu sensitif? Atau memang aku sedang butuh pengobatan untuk sakit "hati" ku sekarang? Yah, kalau mau menuruti cerpen itu, aku mau saja. Tapi aku paling tidak suka kehilangan teman hanya untuk sebuah permasalahan yang kadang tidak masuk akal. Yah, kata "seandainya" selalu berhasil membuatku menangis.

Boleh tidak aku tak merasakan? Boleh tidak aku menolak merasakan? Boleh tidak aku menjauh untuk merasakan? Karena aku takut akan kebencian..Aku takut tak bisa memaafkan..Aku takut aku kehilangan beberapa nama dalam doaku. Aku tak berhak membenci, aku tak berhak untuk tidak memaafkan..tapi satu yang aku tahu pasti, aku akan selalu mengingatnya, saat jantungku kembali berdetak lemah karena kecewa?marah?sedih? Aku tak tahu pasti apa itu, tapi aku takut sekali "seandainya" menjadi nyata. Aku tak mau membuat cerita baru dengan melupakan cerita lama, tapi cerita lama ini tak mau melepaskanku. Seandainya aku tak menerima uluran tangan itu, apakah akan jadi begini? Apa aku berhak menolak untuk berkata iya?

Thursday, May 2, 2013

Tidak, Bukan Seperti Itu!

Hari ini aku sedikit bertukar pikiran dengan ibuku, beliau mengatakan padaku bahwa kasih sayang dan cinta itu tidak pernah mengatakan "aku tidak kenal dirimu yang sekarang, aku tidak menyukai dirimu yang sekarang, aku tidak ingin kau berubah, aku tidak mau kau seperti itu" Sejenak aku bingung dengan kata2 ibuku. Tapi kemudian beliau melanjutkan, "Nak, kalau umpama kasih sayang dan cinta yang kami orang tua berikan kepadamu menuntut seperti itu, apakah kau akan berkembang?apakah kau akan mencoba hal baru?apakah kau akan tahu rasanya kehidupan?apakah kau akan berpikir bahwa kau akan salah?atau kau akan mengetahui apa2 yang harus kau ketahui?" Tanpa menjawab aku hanya menggeleng. Ibu kemudian berkata lagi "Nak, kasih sayang dan cinta itu akan menerima apa adanya, jika karena kasih sayang dan cintamu kau harus berubah dan bukan menjadi dirimu, itu bukan cinta, bukan kasih sayang tapi itu perjanjian. Selama kau seperti itu, ia akan menyayangi dan mencintaimu, tapi ketika kau berubah dan mulai memandang kehidupan, ia akan mulai tak nyaman kepadamu dan memintamu seperti dulu, maka itu perjanjianmu dengannya. Jadi, jangan pernah takut untuk mencoba dan belajar, menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan memang penting, tapi alangkah mahalnya ketika perubahanmu selama proses belajar dan menjadi hal baik bagimu tak disukai oleh orang yang katanya menyayangimu. Sungguh kau telah terkurung pada perjanjian yang belum tentu baik untuk masa depanmu"

Yah, pembicaraan yang panjang memang tadi pagi. Seluruh beban kulepaskan dan kukatakan pada ibuku dan beliau begitu bijak dan tetap mau menerima masalahku. Aku memang telah banyak berubah selama proses belajarku, dan ibu benar mengatakan itu, aku berubahpun kasih sayang darinya tak berubah. Ibu tak menuntut aku menjadi gadis penurut ataupun gadis patuh yang selalu meng-iya-kan semua perintahnya. Ibu telah menerimaku sejak aku mulai belajar, walaupun dalam proses belajarku aku juga melakukan hal2 yang membuatnya marah dan kecewa, tapi dia tetap menerima perubahanku. Ya, ibu menerima perubahanku tanpa memintaku menjadi diriku yang penurut dan patuh, tanpa memaksaku melakukan hal2 yang disukainya, tanpa menyuruhku meninggalkan hal2 yang ia tak suka saat aku lakukan. Yah, Itulah kasih sayang dan cinta yang benar2 aku syukuri. Dan teman2ku juga sama, aku ingin berterima kasih pada kalian yang bisa menerima aku apa adanya. Yup...Ira...Rissa...Erna...Ratih dan Siska....Aku tanpa sadar belajar untuk menjadi lebih kuat karena kalian. Aku belajar tentang arti teman..sahabat...yang sebenarnya dari kalian.

Ah...ada satu hal yang tiba2 aku ingat. Ternyata "perjanjian" yang dibicarakan ibu memang ada dan aku menjadi saksinya. Yup...menuntut seorang sahabat untuk menjadi yang orang yang ia kenal. Hah..aku mangalaminya, saat sudah lama aku tak bertemu mereka, dan mereka mengatakan "Kok sekarang kayak ini?aku gak kenal sama kamu yang kayak ini?" Rasanya kayak dihakimi massal...Jleeebbb. Emang aku berubah harus ngomong2 ya sama kalian?bingung juga kalo aku mau melakukan sesuatu harus ngasih tahu kalian dulu.  Jadi ragu aku kalian itu sahabat aku apa bukan?hummm...aku jadi ingin bertanya. Jika memang menyayangi secara tulus itu salah, bagaimana harus menghadapi perubahan orang yang kita sayangi?apakah ia tak boleh berubah? Dan, jika mencintai dengan tulus itu salah, bagaimana menyikapi perasaan kecewa saat orang yang kita cintai berubah? Yah, aku memang belum berpengalaman kalau urusan ini, tapi satu hal yang selalu aku yakini..Dengarkan kata hati, jika ia memilih, pikirkan dan gunakan logika untuk mengimbangi, kemudian serahkan pada hati kembali. Hatiku memilihkan yang terbaik untukku, dan jika suatu saat aku harus kehilangan dan mengalami kesedihan, kekecewaan ataupun kemarahan..aku tak akan menyalahkan hatiku, karena itu adalah proses belajar dan aku menikmatinya. Aku tak akan mematahkan hatiku sendiri, karena patah hati itu jika kita berharap pada manusia, sementara aku diajarkan untuk hanya berharap padaNya. In shaa Allah aku selalu begitu. :)

Saturday, April 20, 2013

Mengalihkan Perhatian

Judulnya kayak iklan aja ini, tapi benar terjadi. Itu adalah nasehat salah satu sahabat terbaikku. Yup, gak akan disebutkan namanya tapi semalam terima kasih atas waktunya untuk mendengarkan keluh kesahku. Sebenarnya gak boleh berkeluh kesah atas masalah. Seharusnya membiarkan diri untuk menanggapi dengan bijak dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Tapi tak apa kan jika sedikit menumpahkan rasa kepada selainNya?

Baik, sudah sedikit lega dan ringan pikiranku sejak hari itu, tapi masih saja aku membuat kalian cemas. Maaf sudah membuat kalian berpikir yang tidak2 atas apa yang sedang dan akan aku lalui. Aku benar2 tidak apa2. Seperti merpati yang dilepas dari kandangnya, atau seperti gadis yang dilepas dari pasungnya. Aku baik2 saja, aku tidak akan berlarut2 dalam kesedihan ataupun menyesali yang telah terjadi. Aku selalu bersyukur atas semua yang Allah gariskan, jika bukan sekarang mungkin nanti akan lebih baik.

Aku tidak akan menyalahkanmu, atau dia. Yah, aku tidak bisa membenci orang semudah itu. Aku juga tidak akan mengatakan hal2 yang tidak sepatutnya aku ucapkan, karena kalian tetap sahabatku (jika kalian ingin). Aku akan tetap menjaga kalian walau sebenarnya aku membutuhkan sedikit waktu untuk membiasakan diri. Hari ini aku seperti dijatuhkan dari atas roller coaster tapi aku jatuh di air yang membuatku sejuk dan segar kembali. Yah, cukup sulit memang ketika jatuh dari tempat yang begitu tinggi dan dengan kecepatan yang tinggi pula, terhempas jatuh ketanah, terguling hingga akhirnya nyemplung ke air. Begitulah...aku tak bisa merasakan apa2 untuk sekarang, tapi aku sudah baik2 saja. Aku hanya akan sedikit takut untuk mempercayai kembali, karena yang aku alami sudah cukup menjadi pelajaran untukku. Aku takut terlibat dalam cerita yang menguras kesabaran dan air mata. Aku tak mau lagi menjadi boneka yang menggantikan kesendirian yang sebenarnya bisa dinikmati. Aku tak mau lagi menjadi tempat menatap kosong tanpa tujuan. Tapi aku masih bisa berusaha, untuk tetap berada disampingmu. Hanya sebagai temanmu.

Aku bukan orang yang bisa membuat masa depan untuk orang lain, tapi aku sedikit lebih cepat paham akan suatu masalah. Itulah kutukanku, hal itu adalah kutukan bagiku. Bisakah aku hidup tanpa mendapat gambaran yang akan terjadi walau sekali saja? Aku ingin sekali saja hidup normal. 

Thursday, April 18, 2013

Bagaimana menanggapinya?

Selalu, saat masalah dan kesulitan menimpa, kita manusia mencari pelampiasan untuk menyalahkan kenapa bisa terjadi semua ini. Tapi pernahkah terpikir untuk sekali saja untuk tidak menyalahkan. Bagaimana menanggapinya? Masalah memang akan menimpa manusia yang hidup didunia. Tapi masalah itu juga yang memberi pelajaran agar manusia menjadi lebih baik dan lebih dewasa jika ditanggapi dengan positif.

Sepetik kalimat itu yang aku baca dari sebuah artikel yang entah darimana aku lupa asalnya. Yah, intinya seperti itu. Aku seperti manusia gua yang mendapat cahaya matahari setelah sekian lama bersembunyi di kegelapan. Susah memang mengibaratkan seperti itu. Tapi benar saja, pikiranku sedikit terbuka setelah membaca kalimat itu. Yah, mungkin tak layak jika aku mengucapkan dari mulutku sendiri. Tapi sudah lumayan banyak orang yang mengeluhkan sifatku yang satu ini, kalo dalam bahasa jawa seperti ini ucapan yang aku ingat dari nenek2 yang tinggal disamping rumahku. "Wong kok yo nerimo wae, lha engko yen dipidak2 wong yo meneng wae opo?Sakit nduk dadi wong tulus, sirahe dipidak2 ora iso urip tenang, diriwuki wong terus, mikiri wong terus, lha sing dipikiri ora roso, ora ngregani sing mikirke."

Perlu terjemahan?sepertinya gak perlu lah ya. Ya, aku jadi sedikit bertanya, apa aku orang seperti itu? jika iya, berarti aku masih diberikan banyak kesabaran dan kasih sayang untuk dibagi dengan mereka orang yang aku sayangi. Keluarga, teman, sahabat, kekasih dan musuh sekalipun. Kenapa musuh juga? karena menurutku, musuhlah yang paling mengetahui kemampuan kita yang sesungguhnya. Saat mendapatkan seorang musuh, kenapa harus terbawa emosi dan balik menyerang tanpa pikir panjang. Sekali lagi, pertanyaan ini berlaku, bagaimana menanggapinya?

Tapi aku juga bukan orang yang sempurna. Mungkin nenek itu hanya sedikit mengenal aku. Yah, mungkin aku orang yang tulus, tapi aku juga sulit memaafkan kesalahan yang tak bisa lagi ditoleransi. Salah satunya pengkhianatan, karena aku mempunyai kisah buruk dengan itu, dan sampai sekarang aku masih belum bisa melupakannya. Egois memang, tapi hanya itu yang bisa aku lakukan saat akal sehat dan perasaan sudah terlalu sakit. Butuh waktu yang lama untuk membangun kepercayaan, tapi untuk menghancurkannya tak memerlukan waktu yang lama. Kemudian untuk memperbaiki kepercayaan, ada kalanya waktu bisa membawanya kembali atau tidak ada lagi kesempatan kedua. Semoga kita dapat menjadi orang yang menjaga titipan kepercayaan dari orang lain, entah itu keluarga, teman, sahabat, musuh maupun kekasih.
Semoga.

Tuesday, April 16, 2013

Belajar Kasih Sayang dari Merpati

Tanpa sadar sudah banyak yang membuat pikiranku lelah dan tanpa sadar beberapa hari yang lalu membawa kecerita masa kecilku yang penuh kenangan. Ya, aku teringat kembali wejangan2 berharga dari kakekku. Baiklah, aku akan sedikit bercerita.
Aku masih ingat tanggal dan waktu saat obrolan antara aku dan kakek berlangsung.
31 Juli 1995
Kakek baru saja selesai memberi makan ayam kampung peliharaan kami pagi itu. Aku yang masih anak2 tidak diijinkan mengganggu pekerjaan kakek, kecuali beliau meminta. Sesudah memberi makan ayam, kakek duduk dengan segelas teh (teh melati kesukaannya) sambil menatap kekandang burung milik tetangga didepan rumah kami. Kakek mulai tersenyum sendiri ketika melihat sepasang merpati yang ada dikandang tersebut. Lalu kakek mulai berbicara, "Kamu tahu nak, apa bedanya makhluk ini, ayam dan burung merpati?" Dengan lugunya aku menggeleng dan bertanya balik, "apa itu mbah (aku memanggil kakekku dengan sebutan mbah)". Kakek kemudian berdiri dan mengambil ayam betina berwarna merah yang makan bersama ayam jantan dan anak2nya. "Lihatlah, apakah ayam jantan yang merupakan pasangannya berusaha mengejar ayam betina ini?apa dia berusaha menyelamatkan ayam betina ini?" Dengan sedikit bingung aku menjawab "tidak mbah, ayam jantan itu asyik makan sendiri dan malah mendekati ayam betina lain yang berwarna kuning" Kemudian kakek menurunkan ayam betina merah itu dan berjalan kekandang merpati milik tetangga, lalu kakek mengambil kandang yang berisi merpati betina. "Dan apa yang kau lihat dari merpati jantan ini?" Kakek mengayun2kan kandang merpat betina dan tetap saja merpati jantan itu mengejar kandang merpati betina sampai ia berada sedekat mungkin dengan sang merpati betina.

Melihat itu aku yang masih kecil malah menangis karena mengira kakekku akan diserang oleh merpati jantan. "Jangan khawatir, mbah baik2 saja. Begitulah anakku perbedaan dua hewan yang ini. Ayam jantan bisa dibilang tidak setia dan selalu ingin menunjukkan kemampuannya untuk memikat ayam betina lain walau ia sudah memiliki pasangan yang bahkan sudah dikawininya. Lelaki yang tidak bisa menjaga perasaan pasangannya dan menunjukkan kemampuannya untuk memikat perempuan lain itu ibarat ayam jantan. Dan lihatlah merpati, walau pasangannya tidak bersemangat karena kakinya terluka, dia setia menunggui pasangannya dan menjaganya dari ancaman. Begitu pula dengan lelaki yang setia selama ia mempunyai pasangan dan tak berniat berpindah ke lain hati, ia seperti merpati jantan yang berani menjaga perasaan pasangannya. Kelak kau akan mengerti yang kakek bicarakan" Dengan sedikit bingung aku hanya mengangguk.

Dan sepertinya, mimpi semalam mengingatkanku dengan contoh yang pernah kakek bicarakan denganku. Saat terbangun, aku hanya sedikit tersenyum dan tanpa sadar aku menangis mengingat apa yang kakek contohkan. Aku ingin merpati jantan, tapi aku juga tak berhak untuk memastikan itu, karena kenyataannya, hati pria itu tak bisa setia pada satu wanita. Yah, apapun yang sedang aku jalani, entah ayam jantan atau merpati jantan, AKU TELAH DIAJARI BELAJAR KESETIAAN DARI MERPATI. Menjaga perasaan pasangan lebih sulit dibanding membuatnya tertawa dan bahagia.

Wednesday, April 10, 2013

Sebuah Peringatan

Humm...
Cukup keras, malah sangat keras yang bahkan bisa mematahkan hatiku, menciutkan nyaliku bahkan membuatku takut untuk mengulanginya. Yah, memang mungkin salahku. Mungkin agak sulit memilih tameng baru ketika yang lama sudah dihancurkan dan dibuang. Mungkin perlindungan diri yang terbaik untuk saat ini adalah diam dan tidak berusaha untuk membuka diri (lagi). 

Aku meminta maaf jika aku salah, aku juga akan berusaha untuk tidak mengulanginya. Tapi aku juga mohon maaf jika perubahan yang dilakukan drastis dan dalam waktu yang sangat cepat ini akan membuatku menjadi sedikit aneh. Iya, memang aku orang aneh, ahahaha... Sungguh berat ya jika dihadapkan dalam situasi seperti ini. Tapi benar, untuk belajar.

Baik aku akan bercerita sedikit kenapa aku tidak bisa mengendalikan diri sendiri jika aku mempercayai seseorang. Kejadiannya saat aku masih berusia lima tahun, saat itu untuk pertama kalinya aku mengerti perasaan disayang walau aku belum tahu bagaimana membalas kasih sayang. Aku berusaha membuat bahagia orang yang berada didekatku, karena aku takut mereka kecewa. Tapi lama-kelamaan perasaan itu menjadi beban karena aku tidak boleh melakukan kesalahan. Sampai suatu hari, saat aku kelas 5 SD, sosok teman yang telah aku percaya sejak kecil dengan mudahnya mengatakan "aku gak pernah nganggap kamu teman, kamu itu cuma nyusahin orang aja" hanya karena aku tidak mau membantunya menjawab soal, dan kalimat penolakan itu masih aku ingat dengan jelas sampai sekarang. Yah, mungkin kekanak-kanakan kalau aku bilang trauma dengan kejadian itu, tapi itulah yang terjadi. Karena itu juga aku sulit untuk membuka diri, takut mengecewakan orang yang aku sayang tapi tanpa sadar aku sering membuat mereka cemas karena kenekatanku untuk melakukan sesuatu. "Tolong jangan seperti itu, nanti ada apa2 denganmu" adalah kata-kata yang sering aku dengar dari mereka. Bukan aku tak mau menurut, aku hanya tidak mau dibilang "manja". Tapi ternyata aku salah, karena kenekatanku beberapa orang malah disalahkan karena terlalu membiarkanku, dan kembali aku yang merasa bersalah karena membuat mereka disalahkan. Maaf, untuk semuanya..

Dan, saat aku belajar membuka diri dan mempercayai orang lain, aku mulai lengah dan membiarkan diriku menikmatinya. Tapi, sekali lagi aku salah, karena saat aku membuka diri, aku juga akan menyakiti orang yang aku sayang. Yah, memang berat saat anda sudah tumbuh membawa beban yang tidak biasa dan merasakan perasaan yang harusnya tidak dirasakan pada saat anda tumbuh sebagai anak kecil. Keputusan bagiku itu seperti leher yang sedang dililit tali. Saat anda salah memutuskan, maka berhentilah aliran darahmu karena lilitannya semakin kencang, dan jika anda mengambil keputusan yang benar, lilitan itu akan sedikit melonggar. 

Saturday, April 6, 2013

Hati Untukmu

Hey anda,
aku bukan ingin mengatakan aku yang terbaik untukmu...
aku juga tidak mengatakan aku seorang yang sempurna untukmu..
tapi dengarkanlah..
niatku hanya satu,
jika memang bersamaku anda akan lebih baik,
jika memang bersamaku anda menjadi bertambah baik,
jika memang bersamaku anda semakin baik,
aku akan dengan senang hati berada disampingmu,

Tahukah anda?
aku tak begitu menyukai air mata walau aku kerap kali mengeluarkannya,
aku tidak begitu menyukai kesedihan walau aku sering merasakannya,
tapi diantara kesedihan dan air mataku,
hal yang paling membuatku terpukul adalah..
saat aku melihatmu bersedih,
saat aku mengetahui kau tak bahagia,
saat aku mengetahui kau sedang ditimpa duka,
saat aku mendengar getar ngilu pada suaramu,
saat aku menyentuh bahumu yang bergetar menahan amarah,

Sadarkah anda?
duka yang kau rasakan, aku juga merasakan,
sedih yang kau rasakan, aku juga merasakan,
amarah yang kau sembunyikan, aku tahu itu,
tapi aku tak bisa berbuat apa-apa
hanya berada didekatmu dan mendukungmu,
karena hanya semangat yang aku miliki,
karena hanya senyum yang aku punyai,
yang bisa aku berikan untuk meredakan kemarahan,
yang bisa aku tunjukkan untuk mendukungmu,
yang bisa aku lakukan untuk membuatmu bangkit,

Dan sekarang,
aku masih sama,
aku akan selalu disini untukmu,
jika lelahmu, sedihmu, amarahmu, dukamu dan sepimu datang
kau boleh meminta orang yang tak bisa apa-apa ini...
untuk menyemangatimu,
untuk mendukungmu,
untuk menjagamu,
karena hanya itu yang bisa aku lakukan,
karena hanya itu yang bisa aku berikan,

Friday, March 29, 2013

Ditantang Diri Sendiri

Sedikit bingung waktu ada orang yang berkata "ditantang diri sendiri", tapi sekarang aku tahu maksudnya.
Yah, gak muluk2 mengartikan ataupun menjadi puitis. Itu kalimat kayak jadi cambuk yang susah banget dipegang. Saat bener2 butuh semangat dan ada niat, cambuknya terasa banget berusaha ngebantu selama proses. Tapi kalo cuma niat tanpa ada semangat plus usaha, yah.. seakan ngeliat itu cambuk tergantung lima meter dari kepala. Jangankan mau buat nyambuk, nyampe buat megangnya aja diluar jangkauan.

Bener sih ajaran orang tua dari jaman dulu. Disiplin itu bener2 bermanfaat. Yah, gak bohong sih. Aku juga udah ngerasain yang namanya pemaksaan disiplin dari kecil, terasa banget manfaatnya diwaktu2 yang mendesak dan terdesak. Tapi begitu kebiasaan disiplin berubah trus berganti sama "memanjakan diri", bukan kita yang mendesak waktu, tapi waktu yang mendesak kita dan terus mengejar2 kita. 

Berubah itu tidak pernah ada kata terlambat, mungkin hanya penyesalan udah menyia2kan begitu banyak waktu tanpa berbuat banyak yang bisa berguna untuk diri sendiri maupun orang-orang disekeliling kita. Aku juga bukan orang yang sempurna yang selalu memanfaatkan waktu dengan baik, tapi setidaknya aku masih berusaha untuk mengendalikan diri untuk tidak bermain2 dengan waktu. Terlalu banyak pengalaman yang aku dapat karena bermain2 dengan waktu dan itu bukan hanya menimbulkan penyesalan tapi juga kehilangan yang tidak dapat dikembalikan. 

Yah, setidaknya karena waktu banyak hal yang aku pelajari. Bagaimana menghargai waktu, bagaimana memanfaatkan waktu, bagaimana menjalani kehidupan dengan waktu. Waktu juga yang telah mengijinkan aku bertemu dengan orang tuaku, keluargaku,  teman-temanku dansahabat2ku yang berharga, juga dia orang yang aku sayangi. 

Ya Allah, waktu adalah rahasiaMu. Aku takkan pernah tahu apa yang akan terjadi satu jam lagi, satu menit lagi bahkan satu detik kedepan. Hanya, aku berharap, aku bukan menjadi hambaMu yang menyia2kan waktu. Aamiin....

Again Today

Dear Friday,
once again, today i feel lose..
i'm not lose for someone but again, i lose for myself
I can't handle my emotion..
I can't bear what my mind told me..to control me..
I lose again...

I lose for my heart..
I feel sad for to much thing...
I feel sad for being weak...
I feel sad for not able make decision...
I feel sad because my emotion control me....

I'm not the perfect one to choose my way
But i'm one of people that try to choose my own way
I enjoy my way, but everytime i challenge myself,
I lose my identity,

Dear friday...
you know what happen to me...?

*Just try writing in english

Tuesday, March 26, 2013

Sekedar Coretan

Teman, 
Ada kalanya saat kita merasa benar, kita sedang diuji dalam kesalahan 
Dan saat kita merasa kita salah, kita sedang diuji dalam kebenaran 
Bukan mengadu atau meneriakkan “tak suka” yang dapat memecahkan masalah 
Bukankah ada baiknya kita memastikan apa yang sedang terjadi?

Seperti sekarang, 
Saat tanganku berusaha meraih apa yang aku yakini benar, 
Sedikit demi sedikit aku tersadarkan akan kesalahan masa lalu yang aku buat, 
Saat aku melangkahkan kaki untuk memperbaiki kesalahan yang aku buat, 
Aku menyadari kemana sebaiknya aku melangkah, 

Teman, 
Tahukah dirimu kalau aku menyayangimu, 
Aku menghargaimu seakan aku akan lemah tanpamu, 
Aku menyayangimu seakan aku takut melihatmu bersedih, 
Aku menjagamu seakan aku takut melihatmu terluka, 
Aku mempercayaimu seakan dirimu pemegang amanah yang teguh, 

Teman, 
Aku tidak berhak atas waktumu, 
Aku tidak berhak atas senyummu,
Aku tidak berhak atas tangismu, 
Tapi, 
Aku ingin menjagamu di waktu-waktu susahmu,
Aku ingin berada didekatmu saat waktu membuatmu bersedih, 
Aku ingin menjaga senyummu untuk tetap ada disana 
Aku ingin menyediakan bahu disaat tangismu, 

Teman, 
Hargailah apa yang kau punya,
Jagalah yang kau punya, 
Perhatikanlah yang kau punya, 
Hanya saat kau kehilangannya,kau akan sadar betapa berharganya ia.