Sunday, January 15, 2012

Akhirku kali ini

Sejak memulai perjalanan kali ini aku sudah ragu akan mendapatkan hasil yang maksimal....
Tapi sesorang selalu berkata padaku "coba, nak..jangan menyerah untuk hasil yang belum kau dapat"....
Aku berusaha untuk tetap bertahan dengan kondisi fisik yang entah mengapa semakin hari semakin membuatku lemah...
Aku berusaha untuk tetap tertawa walaupun dalam dada ini sangat sulit sekali oksigen mengalir...
Aku berusaha terus berjalan walaupun detak jantungku sudah memintaku untuk berhenti....
Aku mau mencoba...aku mau terus maju...walaupun dengan memaksa kedua organ yang aku tahu sudah semakin lemah...
Aku senang jika masih ada orang yang mau berbicara denganku...
Aku senang jika masih ada orang yang mau mendengarkanku....
Tapi maafkan aku teman....aku tidak mau kalian tahu.....
Biarkan aku yang hanya merasakan rasa sakit ini....hanya aku yang tahu apa ini....
Teman....aku senang jika melihat kalian tersenyum..karena bagiku...senyummu sangat istimewa...
Aku mohon jangan pernah bertanya kepadaku "kenapa??"karena aku tak akan pernah mau menjawab....

Aku senang..aku senang sekali....aku bisa membuktikan nasihat seseorang itu kepadaku...
Dengan keterbatasan yang menjadi dinding penghalang...aku masih bisa bertahan walau hasilnya tak maksimal..
Aku sangat senang...karena aku masih bisa memberikan hasil yang tak begitu mengecewakan...
Tahukah sobat???........
Perjalanan kali ini sangat berat bagiku....tapi juga sangat menyenangkan...
Aku yang sakit ini msih diberi kesempatan untuk sejajar dengan kalian...
Aku yang sakit ini masih diberi kemampuan untuk bertahan....
Aku sangat bersyukur kepadaNya..kemurahanNya lah yang membuatku bertahan...
Ujian diperjalanan kali ini sangat menyenangkan...
Walaupun rasa sakit itu datang saat aku tak siap....aku tetap senang...
Walaupun aku harus "berteman" dengan rasa sakit itu...aku senang..karena itu bukti aku masih hidup...

Teman....
Kelegaan sedikit aku rasakan sekarang....aku bisa bertahan....
Aku bisa buktikan..dengan tubuh "sakit" ini aku masih bisa memberikan yang terbaik...
Aku mau mencoba...aku tak mau menyerah..kecuali itu harus....
Aku mau berteman dengan rasa sakit itu....walaupun menyakitkan...aku mau mengenalnya...
Aku...mau bertahan sampai akhirnya aku tak sanggup lagi.............

Terima Kasih teman........
                                                                       30 juni 2011

Untitled

Hitam bayang dalam dekap malam
Nyanyian hening mengiring sunyi
Mengisahkan luka pahit getir
Kadang hanya prasangka yang bernama khilaf
Namun kalbu telah luka,binasa
Seperti kisahnya yang diterbangkan angin

Seperti sapa menusuk tulang,menghancurkan syaraf
Getir duka terkecap,menumpuk lara bersama dekade
Tangis pilu,isak sakit mengetuk tanpa sebab
Nyata yang datang tanpa daya dan gusar
Tahukah..kala itu aku hanya seorang diri
Mengucap bahagia dalam dekapan luka
Yang menepis,menghempas awan
Membuat jatuh,melunakkan tulang dan meringis
Dibisikannya dengan elok…..just cry!!!!
Lalu apa yang akan ditampakkan jiwa?
Setetes air mata sesal?ataukan cucuran darah nan gagah?

                                              29 Desember,2010

Friday, January 13, 2012

Dan Hari Ini..

Rasanya seperti anak kecil yang dibohongi oleh orang tua sendiri. Mengatakan bahwa ini tidak apa2, itu baik2 saja, seperti ini tidak apa2, karena kami akan tetap membelamu. Tapi apa? Disaat anak kecil ini mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, orang tuanya tak peduli. Orang tuanya mengatakan bahwa ini adalah pembelajaran, bahwa ini adalah sebuah hal yang harus kau alami untuk tahu. Tapi tidak tahukah mereka sifat anaknya? Anak itu tidak bisa melupakan yang ia alami, hanya satu kali sudah cukup untuk membuatnya menderita selamanya atau hanya satu kali saja untuk membuatnya bahagia selamanya. Anak itu, benar2 tidak mengerti, kenapa orang tuanya tidak mau membiarkannya memilih dengan bantuan mereka. Kenapa anak itu harus mengikuti instingnya. Orang tuanya selalu menutupi apa yang akan terjadi jika ia seperti itu. Ya, dan sekarang anak itu akan menderita selamanya,selama ia masih mengingat hal yang bahkan ia tak inginkan.
Seperti itulah perumpamaan yang melukiskan hancurnya dia, gadis yang selalu hidup mengikuti kata hatinya, tiba2 ia tidak bisa lagi. Pikirannya yang memimpinnya mengambil keputusan, pikirannya yang mengatakan hal ini baik2 saja. Dia selalu berpikir bagaimana membahagiakan orang lain, bagaimana ia dapat berguna untuk orang lain. Dia tidak peduli jika akhirnya ia harus mengalami rasa pahit yang bahkan bukan untuknya. Rasa pahit orang tersayang disekelilingnya membuatnya menderita. Dia selalu berpikir dan berpikir, tanpa merasakan apa yang sebenarnya ia inginkan. Pikirannya telah mengelabuinya. “tidak apa2” adalah hal yang selalu ia pikirkan. “aku tidak apa2..aku baik2 saja..aku tidak merasakan apa2”, hanya itu yang ada didalam dirinya.
Dan hari itu tiba, saat hatinya telah berhasil mengambil alih dirinya, hatinya yang membantu merasakan, hatinya yang membantunya untuk bertahan. Dan dia, yang ia rasakan adalah sangat tak pantas untuknya. Ia marah, Ia cemburu, Ia tak mau melepaskannya. “Ada apa ini?” hanya sesuatu yang keluar dari mulutnya. Ya, aku bodoh, aku bodoh, aku bodoh. Sejak kapan aku merasakan hal terkutuk ini?sejak kapan aku membuka hatiku?sejak kapan aku berani melanggar perintah kakak? Ya, hatinya telah memilih dan dia tak menyadarinya. Dan pikirannya, hanya berkata “aku tidak tahu, aku hanya membantu untuk kebahagiaan dan niatmu, aku tidak berhubungan dengan hatimu”. Dan apa yang harus ia lakukan sekarang, hatinya meraung memohon untk kebahagiannya, hatinya telah memilih untuk bahagia, tapi pikirannya tidak mau mendukungnya. Hati dan pikirannya berperang demi mendapatkan keinginan atas diri gadis itu. Dan apa yang terjadi dengan gadis itu? Ia bertahan dengan hanya sebuah harapan bahwa dunianya tidak akan hancur karena ia merasakan rasa yang ia tak kenal. Dia menjadi sebuah raga yang kosong karena hati dan pikirannya selalu berperang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan tanpa gadis itu sadari, rasanya semakin besar, rasanya semakin nyata, rasanya selalu ada. Dan sekarang, ia hanya berjalan dengan satu tujuan yang ia harap bisa memnuhi keinginan hati dan pikirannya
“Jika hatiku menginginkannya, aku akan memenuhinya tanpa harus menunjukkannya. Jika hatiku haus berada bersamanya, aku akan berada didekatnya tanpa harus merasakan bahagia yang dibenci pikiranku. Jika pikiranku mau aku tetap sama, aku akan berusaha senormal mungkin didekatnya tanpa membuat hatiku sakit. Jika hatiku sakit karena tak menerima keputusanku, aku akan biarkan pikiranku menguasaiku sekali lagi”
          Dan sampai hari ini dia masih merasakannya, setiap waktu yang telah lewat, semuanya masih disimpan oleh pikirannya, masih disimpan dalam locker rapi dengan tanggal dan kejadian yang terjadi. Hatinya sangat senang karena pikirannya mau meluangkan ruang memori untuk kebahagiaan hatinya. Tapi baginya, memori itu sangat menyakitkan, karena sampai hari ini dia masih, dia masih belum bisa menerima kenapa dia bisa merasakan hal istimewa kepadamu. Dia bodoh. Karena bukan mereka yang merasakan, tapi dia...aku.