Friday, June 7, 2013

Renungan Untukku Sendiri


Tolong beritahu aku, adakah jalan yang dipilih seorang manusia tanpa memikirkan resiko yang akan dia hadapi?
Atau..


Tolong beritahu aku, jika ada jalan yang bisa ditinggalkan demi menghindari bencana besar yang akan menghancurkan diri sendiri dan orang terdekat?


Yah, selalu itu yang jadi pertanyaan. Mengambil resiko atau berlari dari kenyataan dan terus hidup dalam mimpi. Aku takkan berkata aku tak pernah bermimpi, aku seorang pemimpi yang ulung malah. Imajinasi dan mimpiku yang menjadi penghibur dalam hidupku. Ketika sesuatu yang tidak nyaman terjadi, aku akan membiarkan imajinasi dan mimpiku membawaku beristirahat sejenak ketempat yang aku bahkan tak tahu itu dimana. Dan, hanya waktu yang tahu kapan aku bisa menghilangkan ketidaknyamanan itu.

Aku pernah mencoba lari dari masalah, tapi kakekku dengan bijak berkata "jika kau menghindari masalah, masalah yang lebih besar akan mendatangimu. Masalah itu untuk membuatmu menjadi lebih dewasa jika kau berpikir positif padanya, tapi akan menjadi racun jika kau hanya meratapinya" Sedikit berlebihan, tapi benar nasehat beliau. Lari dari masalah sama saja memancing racun untuk datang kepadamu. Ketika kau tak sanggup menghadapinya, kau masih punya orang2 dekat yang bisa membantumu. Memang tidak semua orang yang bisa membantu menyelesaikan masalah, tapi ingatlah, Tuhanmu takkan memberi cobaan diluar kemampuan hambaNya. PertolonganNya akan datang darimana saja.

Menghadapi masa seperti ini memang membutuhkan ekstra tenaga dan ekstra pikiran untuk tetap fokus. Tapi, fokusku telah dihancurkn terlebih dahulu. Aku mengalami yang namanya meratapi kesedihan dan kehilangan semangat hidup. Hanya terus melangkah yang aku tahu. Entah jalan yang benar atau salah aku tak mengerti, tapi sepertinya uluran tangan "orang" sepertimu hanya membuatku semakin tertekan. Dulu aku bingung kenapa aku bisa meminjamkan kakiku sebagai "tongkat" kepada orang lain. Meminjamkan tanganku untuk "menggantikan" tangannya yang tak bisa apa2, dan meminjamkan pikiranku untuk menenangkannya. Aku tak tahu bagaimana aku melakukannya pada orang lain, tapi aku tak bisa melakukannya pada diriku. Yang berharga bagiku, yang tak ternilai harganya pun "dipecahkan" tanpa belas kasih sehingga aku tak tahu bagaimana bangkit. Masa seperti ini hanya ingin berhibernasi dengan tenang, tapi hanya untuk memejamkan mata saja aku tak bisa.

4 Blade for bleed a heart

Judulnya tragis bener? yah, tapi begitulah adanya. Dalam waktu yang berdekatan serasa ditusuk empat "pisau" dari empat orang yang aku sayang.
Siapa saja?
enaknya nulis dibu diary aja, disini terlalu berbahaya. Cukup Tuhan dan aku yang tahu. Bagaimana rasanya?menyakitkan!
Bagaimana menutup bekas lukanya?aku tak tahu,
Bagaimana menyembuhkannya?Itu juga aku tak mengerti.
Yah, 3 pisau pertama dari orang2 yang aku sayang yang dengan senang hati melukaiku, sedangkan pisau terakhir dari orang yang berarti dalam hidupku. Woooowwww

Monday, June 3, 2013

What so different?

Yah, ini sekedar pendapatku saja. Kalau nantinya tidak seperti yang kalian punya itu hak kalian.

Jadi seperti ini, aku menemui orang2 yang unik dalam beberapa tahun ini. Mereka orang2 yang memendam perasaan mereka dan kemudian mengeluarkannya seperti muntahan. Sedikit dramatis mungkin bila dibilang seperti muntah, tapi apa namanya ketika seseorang mengambil keputusan dan meninggalkan satuny dan bertahan sekian lama dengan keputusannya. Yah, aku tidak menghakimi, seperti itu mungkin pilihanmu. Tapi yang jadi pertanyaanku adalah...kalian itu sama2 "penyelingkuh" yang hebat. Kenapa aku bisa bilang begitu? Yah, hanya pandangan orang awam yang tidak tahu apa2 tentang sekitarnya. Hanya melihat dua orang yang sedang berperan memainkan peran mereka dengan baik, kemudian tanpa mereka sadari mereka terjebak dalam permainannya sendiri.

Kalian membohongi perasaan masing2 dan memilih jalan yang berbeda hanya untuk kembali untuk yang kalian buang. Seperti memakan muntahan sendiri sih kalo menurutku. Tapi memang ada ya jenis manusia yang seperti itu. Kalian itu sama saja, kalian itu tak bisa menghargai yang kalian miliki dan terus mengejar apa yang didepan kalian. Kalian menggunakan apa saja sebagai pijakan untuk mencapai yang kalian mau, dalam hal ini adalah kalian mengejar muntah yang telah kalian buang dengan menginjak bunga dan rumput yang bersih dan indah. Kalian ahli sekali berbohong.

Yah, aku hanya menjadi penonton setia yang akan menikmati tontonan yang kalian buat. Aku tahu apapun itu yang kalian lakukan untuk membuat penonton merasa tak tahu apa2. Tapi yang aku tahu, Tuhan itu tidak tidur, Dia akan menunjukkan kebohongan dan drama yang kalian mainkan. Yah, kalian berdua sama saja. Pembohong yang ulung, Pemain drama yang handal, dan terutama untukmu adalah, tanpa sadar kau akan melepaskan satu persatu harapan yang ada padamu. Ada bekas yang tertinggal di pijakan yang kalian gunakan, bekas kaki yang takkan pernah hilang. Saat doa yang tersisa, saat air mata hanya yang dipunya, semuanya akan terasa baik apabila langit itu masih biru. Karena diatas sana, Dia Yang Maha Tahu. Langitku masih biru, walaupun mendung, hujan dan petir sesekali datang, dia akan tetap biru diatas sana. I LOVE SKY.

Thursday, May 30, 2013

Gelap Itu.....

Kenapa aku suka kelam?
Aku juga tak tahu..hitam dan kelam itu membuatku nyaman. Saat aku sedang gembira, hitam tak membuatku terlihat berlebihan dan memperlihatkan kebahagiaan yang mungkin akan membuat orang tak nyaman. Lalu, saat aku sedihpun hitam bisa menyembunyikan kesedihanku. Hitam itu menyenangkan. Kelam itu indah. Aku menyukai kegelapan, aku juga nyaman berada dikegelapan. Kegelapan itu benar2 indah.

Hampir semua orang yang mengenalku untuk pertama kalinya selalu menanyakan keanehanku yang satu ini. Aku suka hitam..aku suka gelap..aku suka kelam..aku menyukai malam yang gelap. Gelap itu membuatku nyaman..membuatku merasa tenang...membuatku merasa sendiri dengan bahagia.

Yah, aku memang menyukai kegelapan. Mataku juga terbiasa dengan gelap. Terang malah membuatnya sakit. Aku tak terlalu suka berada di luar rumah tanpa pelindung dalam terangnya matahari karena itu akan menyakiti mataku. Ketika sesorang memilih membaca dikegelapan, aku lebih suka membaca diredupnya cahaya lampu ataupun kegelapan yang hanya diterangi lilin. Aku terbiasa dengan kegelapan karena itu membuatku berada di duniaku sendiri. Aku tak perlu memperlihatkan kebohongan dan kepura2an selama aku berada dikegelapan. Aku tak perlu menyembunyikan aku terluka ataupun menangis dalam kegelapan. Aku suka kegelapan. Aku selalu takut memperlihatkan dalam terang. Bagaimana ketika dalam terang aku malah membohongi mereka?aku menjadi orang yang menyakiti mereka?atau aku mengkhianati mereka?Aku takut melihat temanku terluka karenaku. Karena itu biarkan aku berada dalam gelap yang menenangkanku. Aku takut menjadi seseorang yang menghancurkan persahabatan ataupun seseorang yang menyakiti perasaan temannya. Yah, hanya dalam gelap aku dapat berpikir dengan baik, karena aku tak perlu mengkhawatirkan pandangan orang lain yang melihatku. Hanya aku..dan aku yang akan terus mencoba memperbaiki diri. Aku tak akan tertular gelapnya hitam yang akan membuat kesedihan. Aku menyukai kegelapan yang kelam. 

Wednesday, May 29, 2013

Hei Dad...

Dad, for the first time today i'm crying because i can't understand the love that you give to me. I'm sorry for making you worried all this time. I don't know how to express my feeling and also i don't understand the thing you've done to me. I always feel depressed and under pressure everytime we talk. I never consider your feeling because i always look how strong you are. I'm sorry Dad, but today i feel hurt because my clueless toward you. I can't think straight anymore everytime we argue something. The same note you do to pressure me the same voice i have to fought back. But today, i see how weak you are. How you talking with tears in your heart hoping me understand. I'm sorry Dad. But this time please, believe me. I'm still your little girl, but i'm not that innocent to fall in the same place twice. I know that you try to protect me, but please, i want to stand up alone. I want stand up with my own feet and run to reach my dream. I know you will always behind me to cover when i fall, but please, this time i want try it out myself. I want learn from the world Dad. I believe somewhere out there, something great wait me, something that has meaning for my life waiting for me. Please Dad, believe me this time please. I want to show you that i have your ability because i'm your daughter.

Dad, i don't want to argue with you over the same thing that doesn't even matter. I know that you test me to argue for my choice, but i can't stand hear your anger and your note. Its really hurting me until now. I can't stand it Dad. I just want to say i love u, i love mom too. I never think to dissapoint you, i never think to make you sad. I'm sorry...

Saturday, May 4, 2013

Seperti Ini Rasanya Part 1

Aku pernah mendengar lebih baik sakit gigi daripada sakit hati, tapi ada juga yang bilang lebih baik sakit hati daripada sakit gigi. Yah, aku tak tahu mana yang benar untuk waktu itu. Tapi sekarang rasanya berbeda. Aku pernah mengalami sakit gigi dan rasanya sakit. Kemudian sakit hati? humm...seperti apa? Aku tak begitu pasti tahu apa itu, tapi kalo sakit hati yang dimaksud penyakit fisik, aku tak pernah mengalaminya(Alhamdulillah),trus kalo penyakit qolbu, in shaa Allah aku diajarkan untuk menjauhi hal2 yang dapat membuat penyakit qolbu. Lalu, sakit hati apa yang dimaksud orang2? Mungkin aku masih terlalu polos dulu ketika pertanyaan seperti itu diutarakan.

Tapi sekarang, aku tahu rasanya. Pantas saja sampai ada orang yang mengutuk dan sangat membenci orang lain saat hatinya disakiti. Yah, mungkin terlalu mendramatisir, tapi lumayan kerasa saat hatimu (bukan fisik) ditusuk dua kali pada saat yang bersamaan oleh orang yang kau percayai. Mungkin pengaruh cerpen jadi agak sentimentil seperti ini, tapi aku jadi kasihan saat membaca cerita itu. Na'as, tragis, apapun itu sangat menyedihkan dan sukses membuat mewek. Seperti berkaca dengan diri sendiri, yah..itu yang aku rasakan. Apa hanya aku yang terlalu sensitif? Atau memang aku sedang butuh pengobatan untuk sakit "hati" ku sekarang? Yah, kalau mau menuruti cerpen itu, aku mau saja. Tapi aku paling tidak suka kehilangan teman hanya untuk sebuah permasalahan yang kadang tidak masuk akal. Yah, kata "seandainya" selalu berhasil membuatku menangis.

Boleh tidak aku tak merasakan? Boleh tidak aku menolak merasakan? Boleh tidak aku menjauh untuk merasakan? Karena aku takut akan kebencian..Aku takut tak bisa memaafkan..Aku takut aku kehilangan beberapa nama dalam doaku. Aku tak berhak membenci, aku tak berhak untuk tidak memaafkan..tapi satu yang aku tahu pasti, aku akan selalu mengingatnya, saat jantungku kembali berdetak lemah karena kecewa?marah?sedih? Aku tak tahu pasti apa itu, tapi aku takut sekali "seandainya" menjadi nyata. Aku tak mau membuat cerita baru dengan melupakan cerita lama, tapi cerita lama ini tak mau melepaskanku. Seandainya aku tak menerima uluran tangan itu, apakah akan jadi begini? Apa aku berhak menolak untuk berkata iya?

Thursday, May 2, 2013

Tidak, Bukan Seperti Itu!

Hari ini aku sedikit bertukar pikiran dengan ibuku, beliau mengatakan padaku bahwa kasih sayang dan cinta itu tidak pernah mengatakan "aku tidak kenal dirimu yang sekarang, aku tidak menyukai dirimu yang sekarang, aku tidak ingin kau berubah, aku tidak mau kau seperti itu" Sejenak aku bingung dengan kata2 ibuku. Tapi kemudian beliau melanjutkan, "Nak, kalau umpama kasih sayang dan cinta yang kami orang tua berikan kepadamu menuntut seperti itu, apakah kau akan berkembang?apakah kau akan mencoba hal baru?apakah kau akan tahu rasanya kehidupan?apakah kau akan berpikir bahwa kau akan salah?atau kau akan mengetahui apa2 yang harus kau ketahui?" Tanpa menjawab aku hanya menggeleng. Ibu kemudian berkata lagi "Nak, kasih sayang dan cinta itu akan menerima apa adanya, jika karena kasih sayang dan cintamu kau harus berubah dan bukan menjadi dirimu, itu bukan cinta, bukan kasih sayang tapi itu perjanjian. Selama kau seperti itu, ia akan menyayangi dan mencintaimu, tapi ketika kau berubah dan mulai memandang kehidupan, ia akan mulai tak nyaman kepadamu dan memintamu seperti dulu, maka itu perjanjianmu dengannya. Jadi, jangan pernah takut untuk mencoba dan belajar, menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan memang penting, tapi alangkah mahalnya ketika perubahanmu selama proses belajar dan menjadi hal baik bagimu tak disukai oleh orang yang katanya menyayangimu. Sungguh kau telah terkurung pada perjanjian yang belum tentu baik untuk masa depanmu"

Yah, pembicaraan yang panjang memang tadi pagi. Seluruh beban kulepaskan dan kukatakan pada ibuku dan beliau begitu bijak dan tetap mau menerima masalahku. Aku memang telah banyak berubah selama proses belajarku, dan ibu benar mengatakan itu, aku berubahpun kasih sayang darinya tak berubah. Ibu tak menuntut aku menjadi gadis penurut ataupun gadis patuh yang selalu meng-iya-kan semua perintahnya. Ibu telah menerimaku sejak aku mulai belajar, walaupun dalam proses belajarku aku juga melakukan hal2 yang membuatnya marah dan kecewa, tapi dia tetap menerima perubahanku. Ya, ibu menerima perubahanku tanpa memintaku menjadi diriku yang penurut dan patuh, tanpa memaksaku melakukan hal2 yang disukainya, tanpa menyuruhku meninggalkan hal2 yang ia tak suka saat aku lakukan. Yah, Itulah kasih sayang dan cinta yang benar2 aku syukuri. Dan teman2ku juga sama, aku ingin berterima kasih pada kalian yang bisa menerima aku apa adanya. Yup...Ira...Rissa...Erna...Ratih dan Siska....Aku tanpa sadar belajar untuk menjadi lebih kuat karena kalian. Aku belajar tentang arti teman..sahabat...yang sebenarnya dari kalian.

Ah...ada satu hal yang tiba2 aku ingat. Ternyata "perjanjian" yang dibicarakan ibu memang ada dan aku menjadi saksinya. Yup...menuntut seorang sahabat untuk menjadi yang orang yang ia kenal. Hah..aku mangalaminya, saat sudah lama aku tak bertemu mereka, dan mereka mengatakan "Kok sekarang kayak ini?aku gak kenal sama kamu yang kayak ini?" Rasanya kayak dihakimi massal...Jleeebbb. Emang aku berubah harus ngomong2 ya sama kalian?bingung juga kalo aku mau melakukan sesuatu harus ngasih tahu kalian dulu.  Jadi ragu aku kalian itu sahabat aku apa bukan?hummm...aku jadi ingin bertanya. Jika memang menyayangi secara tulus itu salah, bagaimana harus menghadapi perubahan orang yang kita sayangi?apakah ia tak boleh berubah? Dan, jika mencintai dengan tulus itu salah, bagaimana menyikapi perasaan kecewa saat orang yang kita cintai berubah? Yah, aku memang belum berpengalaman kalau urusan ini, tapi satu hal yang selalu aku yakini..Dengarkan kata hati, jika ia memilih, pikirkan dan gunakan logika untuk mengimbangi, kemudian serahkan pada hati kembali. Hatiku memilihkan yang terbaik untukku, dan jika suatu saat aku harus kehilangan dan mengalami kesedihan, kekecewaan ataupun kemarahan..aku tak akan menyalahkan hatiku, karena itu adalah proses belajar dan aku menikmatinya. Aku tak akan mematahkan hatiku sendiri, karena patah hati itu jika kita berharap pada manusia, sementara aku diajarkan untuk hanya berharap padaNya. In shaa Allah aku selalu begitu. :)