Sedikit berlebihan mungkin jika aku mengatakan aku memiliki kebiasaan buruk menghitung perkataan sama dari orang-orang untukku. Ada saatnya bahkan aku mengingat hal itu tanpa aku sadari. "Kau sudah pernah mengatakannya" Dan responku yang biasa saja selalu membuat kesal mereka. Jadi, kalian ingin aku bereaksi seperti apa? Mungkin seperti di TV, yang mendengar orang mengatakan sesuatu, menutup mulut dengan kedua tangan tanda kaget, kemudian berlari dan menangis? Pers*tan dengan semua itu. Tidak semua orang sama, atau kau berniat membuatku sama seperti itu? Aku bukan penyabar yang selalu terima dan malah berterima kasih saat disakiti. Aku tidak sekuat itu. Bahkan saat kalian menginginkan aku menangis aku akan menangis seperti yang kalian minta. Tapi, setiap tetes air mataku yang keluar karena kemunafikan kalian, disitu aku juga memanjatkan doa yang aku sendiri tak ingat apa itu. Saat aku bisa mengendalikan emosi, aku akan berdoa kebaikan untuk kalian, tapi saat aku kehilangan kendali, maka aku akan memohon keadilan dari Tuhan. Ya, keadilan!
***
Surat kecil dari temanku yang tetap aku simpan sampai sekarang. Berisi sebuah ungkapan kekecewaan kepada teman atau saudara atau keluarga? aku tidak tahu. Surat seorang anak berusia 10 tahun yang belum tahu apa-apa, namun isinya begitu keras sampai dia menyebutkan kata yang kasar. Saat itu aku tidak mengerti kenapa dia seperti itu, tapi sekarang aku paham. Aku memiliki seorang teman yang terlalu cepat dewasa dan sangat jauh pemikirannya dariku. Kekecewaannya, kemarahannya, kesedihannya dan tangisannya yang tidak bisa aku mengerti karena aku masih seorang anak 10 tahun yang belum mengerti apa-apa. Dan, aku yang sekarang baru mengetahui maksudnya.
No comments:
Post a Comment