Tuesday, April 16, 2013

Belajar Kasih Sayang dari Merpati

Tanpa sadar sudah banyak yang membuat pikiranku lelah dan tanpa sadar beberapa hari yang lalu membawa kecerita masa kecilku yang penuh kenangan. Ya, aku teringat kembali wejangan2 berharga dari kakekku. Baiklah, aku akan sedikit bercerita.
Aku masih ingat tanggal dan waktu saat obrolan antara aku dan kakek berlangsung.
31 Juli 1995
Kakek baru saja selesai memberi makan ayam kampung peliharaan kami pagi itu. Aku yang masih anak2 tidak diijinkan mengganggu pekerjaan kakek, kecuali beliau meminta. Sesudah memberi makan ayam, kakek duduk dengan segelas teh (teh melati kesukaannya) sambil menatap kekandang burung milik tetangga didepan rumah kami. Kakek mulai tersenyum sendiri ketika melihat sepasang merpati yang ada dikandang tersebut. Lalu kakek mulai berbicara, "Kamu tahu nak, apa bedanya makhluk ini, ayam dan burung merpati?" Dengan lugunya aku menggeleng dan bertanya balik, "apa itu mbah (aku memanggil kakekku dengan sebutan mbah)". Kakek kemudian berdiri dan mengambil ayam betina berwarna merah yang makan bersama ayam jantan dan anak2nya. "Lihatlah, apakah ayam jantan yang merupakan pasangannya berusaha mengejar ayam betina ini?apa dia berusaha menyelamatkan ayam betina ini?" Dengan sedikit bingung aku menjawab "tidak mbah, ayam jantan itu asyik makan sendiri dan malah mendekati ayam betina lain yang berwarna kuning" Kemudian kakek menurunkan ayam betina merah itu dan berjalan kekandang merpati milik tetangga, lalu kakek mengambil kandang yang berisi merpati betina. "Dan apa yang kau lihat dari merpati jantan ini?" Kakek mengayun2kan kandang merpat betina dan tetap saja merpati jantan itu mengejar kandang merpati betina sampai ia berada sedekat mungkin dengan sang merpati betina.

Melihat itu aku yang masih kecil malah menangis karena mengira kakekku akan diserang oleh merpati jantan. "Jangan khawatir, mbah baik2 saja. Begitulah anakku perbedaan dua hewan yang ini. Ayam jantan bisa dibilang tidak setia dan selalu ingin menunjukkan kemampuannya untuk memikat ayam betina lain walau ia sudah memiliki pasangan yang bahkan sudah dikawininya. Lelaki yang tidak bisa menjaga perasaan pasangannya dan menunjukkan kemampuannya untuk memikat perempuan lain itu ibarat ayam jantan. Dan lihatlah merpati, walau pasangannya tidak bersemangat karena kakinya terluka, dia setia menunggui pasangannya dan menjaganya dari ancaman. Begitu pula dengan lelaki yang setia selama ia mempunyai pasangan dan tak berniat berpindah ke lain hati, ia seperti merpati jantan yang berani menjaga perasaan pasangannya. Kelak kau akan mengerti yang kakek bicarakan" Dengan sedikit bingung aku hanya mengangguk.

Dan sepertinya, mimpi semalam mengingatkanku dengan contoh yang pernah kakek bicarakan denganku. Saat terbangun, aku hanya sedikit tersenyum dan tanpa sadar aku menangis mengingat apa yang kakek contohkan. Aku ingin merpati jantan, tapi aku juga tak berhak untuk memastikan itu, karena kenyataannya, hati pria itu tak bisa setia pada satu wanita. Yah, apapun yang sedang aku jalani, entah ayam jantan atau merpati jantan, AKU TELAH DIAJARI BELAJAR KESETIAAN DARI MERPATI. Menjaga perasaan pasangan lebih sulit dibanding membuatnya tertawa dan bahagia.

No comments:

Post a Comment